Suara.com - "Bruk."
Suaranya keras. Mengejutkan kuli bangunan yang tengah mengerjakan perbaikan rumah.
Rumah milik seorang warga RT 7, RW 13, Kampung Rawa Badung, Jatinegara, Jakarta Timur.
Kuli yang satunya coba panggil-panggil. Dia ingin memastikan siapa yang tadi jatuh. Tapi tak terdengar respons.
Baca Juga: Kerahkan 2 Mobil Tinja, Jasad Riyan Berhasil Diangkat dari Septic Tank usai 10 Jam Berlalu
Dia hendak bekerja lagi, tetapi matanya segera tertuju pada sebuah lubang menganga dekat bagian bagian tempat cuci yang tadi dibobok rekannya.
Suara berikutnya yang terdengar membuat bulu kuduk merinding. Itu suara orang minta pertolongan dari dalam lubang.
Kuli tadi panik. Dia buru-buru mengintip ke dalam lubang. Terlihat hitam di bawah sana.
Dia mencoba menolong, tapi tak mampu. Warga pun dipanggil datang.
Tapi usaha mereka menyelamatkan kuli malang (RP) di dalam lubang gagal.
Baca Juga: Pekerja Bangunan Terperosok Masuk Septic Tank Hingga Tewas
Lubang itu lubang bekas sumur. Sekarang dijadikan septic tank oleh sang pemilik rumah. Kemungkinan pada waktu RP membobok, penutupnya retak. Ambles.
Minggu (12/12/21) itu menjadi Minggu yang menegangkan.
Warga berdatangan. Jumlahnya semakin bertambah. Rekan korban lemas. Petugas pemadam kebakaran kota setempat pun dipanggil.
Barangkali ini menjadi kasus terbesar di Jakarta dalam penyelamatan orang terperosok dalam septic tank. Sekitar 18 petugas dari suku dinas pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi.
Menurut cerita warga bernama Apoy (49) berbagai cara digunakan untuk menarik kuli dari dalam lubang.
Usaha untuk mengambil korban oleh petugas dimulai pukul 09.45 WIB dan baru pukul 19.20 WIB selesai.
Tidak mudah memang mengambil RP dari dalam lubang. Lubang penuh cairan bercampur lumpur berwarna hitam pekat. Selain itu dalamnya sampai sekitar sepuluh meter. Lebarnya sekitar satu meter.
"Septic tank-nya masih ada airnya, kan disedot pakai mobil tinja sampai dua mobil," ujar Apoy.
Setelah airnya kering, korban tak langsung bisa diangkat. Masih butuh waktu untuk mengevakuasinya. Sebabnya, tubuhnya tertimbun reruntuhan semen yang sebelumnya dibobok.
Petugas harus mengangkat puing terlebih dahulu baru bisa membawa badan korban ke atas.
Setelah berjam-jam lamanya, pemuda berusia 23 tahun itu berhasil dievakuasi. Tapi nyawanya tak dapat ditolong.
"Pas diangkat korban sudah berlumur lumpur," kata Apoy. Jenazah kemudian dibawa ke RSCM.
Kasus tersebut sudah dilaporkan ke kepolisian.
Kasus septic tank ambles bukan kali ini saja terjadi dan ini menjadi pengingat agar setiap warga lebih berhati-hati.
Pada 1 Februari 2019, empat orang dalam satu keluarga meninggal dunia di dalam septic tank.
Mereka warga Dusun Krajan RT 1, RW 2, Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Bermula dari salah satu korban. Dia tak sengaja menginjak penutup lubang tempat pembuangan kotoran manusia dan ambles.
Ketiga anggota keluarga yang kemudian tahu kejadian itu buru-buru menolong. Tapi naas. Mereka ikut terperosok dan semuanya meninggal dunia.
Ada kemungkinan, mereka meninggal karena panas dan kekurangan oksigen. [rangkuman laporan Suara.com]