Jadi Joki Vaksin COVID-19, Pria Ini Disuntik 10 Kali dalam Sehari

Senin, 13 Desember 2021 | 13:15 WIB
Jadi Joki Vaksin COVID-19, Pria Ini Disuntik 10 Kali dalam Sehari
Ilustrasi vaksin COVID-19. (unsplash/@dimitrihou)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria di Selandia Baru dicap egois karena jadi joki vaksin COVID-19 dan disuntik 10 kali dalam sehari.

Menyadur New York Post Senin (13/12/2021), aksinya menuai kontroversi dan langsung diselidiki oleh Kementerian Kesehatan Selandia Baru.

Astrid Koornneef, manajer grup operasi untuk program vaksin dan imunisasi COVID-19 di Selandia Baru prihatin atas peristiwa ini. "Menganggap identitas orang lain dan menerima perawatan medis adalah berbahaya."

"Hal ini membahayakan orang yang menerima vaksinasi dengan identitas yang diasumsikan dan orang yang catatan kesehatannya akan menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi padahal belum."

Baca Juga: Berkumpul Saat Nataru, Belum Vaksin COVID-19 Beresiko Lebih Tinggi Jika Terinfeksi Corona

“Praktisi medis beroperasi di lingkungan dengan kepercayaan tinggi dan mengandalkan orang-orang untuk bertindak dengan itikad baik untuk membagikan informasi secara akurat guna membantu perawatan mereka,” katanya.

Ilustrasi Vaksin Covid-19. (Pexels// Artem Podrez)
Ilustrasi Vaksin Covid-19. (Pexels// Artem Podrez)

Terlebih lagi, kata Koornneef, hal ini akan memengaruhi catatan kesehatan pribadi mereka di masa depan.

Ahli vaksin dan profesor Helen Petousis-Harris menyebut perilaku itu sangat egois karena mengambil keuntungan dari seseorang yang membutuhkan.

Itu bisa menyebabkan bahaya serius dari orang-orang yang tidak divaksinasi dan menyebarkan virus, katanya.

Ia mengatakan orang yang divaksin COVID-19 tidak akan mengalami bahaya serius, tapi mungkin  tidak enak pada hari berikutnya dari respons kekebalan umum.

Baca Juga: Egois Banget, Lelaki Ini 10 Kali Disuntik Vaksin Covid-19 Dalam Satu Hari

“Kami tahu ada orang yang pernah salah diberikan lima dosis penuh dalam botol yang tak diencerkan, yang terjadi di luar negeri, dan kami tahu dengan kesalahan vaksin lain telah terjadi dan tidak ada masalah jangka panjang,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI