Suara.com - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini, menanggapi kritik dari MUI tentang kesenjangan sosial ekonomi yang langsung dijawab oleh Presiden Joko Widodo.
Melansir dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Faldo menilai, sambutan Presiden soal kesenjangan ekonomi terutama penguasaan lahan oleh rakyat sudah menunjukkan komitmen pemerintah selama ini.
Hal itu juga disampaikan untuk menanggapi kritikan Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas di acara Kongres Ekonomi Umat Islam yang dihadiri Presiden. Diketahui saat itu Anwar juga memberikan sambutan.
Faldo menyebut bahwa upaya yang dilakukan pemerintah terkait kritik tersebut sudah sangat banyak.
Baca Juga: Ngaku Kepikiran Dikritik Waketum MUI, Jokowi: Saya Rasakan Betul jadi Orang Susah
"Presiden jelaskan semuanya secara detail. Upaya yang dilakukan sudah sangat banyak. Berbagai strategi sudah ditempuh untuk menyelesaikan persoalan ketimpangan dan mengedepankan ekonomi kerakyatan. Mekaar itu satu program, kalau disebut semua tidak cukup itu waktu acaranya," kata Faldo kepada wartawan, Sabtu (11/12/2021).
Faldo menyebut Presiden pun punya keresahan yang sama dan sudah banyak berupaya. Satu per satu persoalan tengah diselesaikan. Jokowi pun menjawab kritikan Anwar Abbas itu yang akhirnya tidak menggunakan naskah pidato saat sambutan acara.
"Presiden Jokowi mau dikritik langsung tidak soal. Beliau sudah banyak berupaya. Masalah hasilnya, tentu selalu jadi perdebatan. Ada yang sudah puas, ada yang belum. Tugas negara memastikan keadilan untuk semua. Siapapun tidak mungkin senangkan semua orang," kata Faldo.
"Komitmen Pemerintah sudah sangat jelas dalam pidato Presiden, tinggal kita jalan bersama dengan penuh komitmen pula," sambung Faldo.
Diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi menjawab langsung kritikan yang dilontarkan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, terkait kesenjangan ekonomi yang makin terjal. Jokowi mengaku juga kepikiran dengan persoalan tersebut.
Baca Juga: Waketum MUI Sebut Indeks Gini Bidang Pertanahan Memprihatinkan, Begini Jawaban Jokowi
Presiden Jokowi menyampaikan selama menjadi Presiden RI selalu berupaya menekan kesenjangan. Ia mengatakan demikian karena pernah jadi orang yang susah.
"Dipikir saya nggak kepikiran? Gini rasio waktu saya masuk 0,41 lebih. Kepikiran bapak ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran. Jangan dipikir saya nggak kepikiran. Kepikiran. Karena saya merasakan jadi orang susah. Saya merasakan betul. Dan, enak menjadi orang yang tidak susah memang," kata Jokowi dalam pelaksanaan Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI dikutip dari YouTube MUI, Jumat (10/12/2021).