Khutbah Jumat Terbaru Bertema Bencana dan Cara Muslim Menyikapi Musibah

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 10 Desember 2021 | 13:03 WIB
Khutbah Jumat Terbaru Bertema Bencana dan Cara Muslim Menyikapi Musibah
Khutbah Jumat Terbaru Bertema Bencana dan Cara Muslim Menyikapi Musibah - Jamaah melaksanakan Salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, Jumat (20/8/2021). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa bencana alam yang baru-baru ini terjadi di Indonesia justru membuat keimanan orang-orang goyah. Maka dari itu, perlu kiranya khutbah Jumat terbaru ini membahas tema tentang bencana dan cara muslim menyikapi musibah.

Khutbah Jumat terbaru bertema bencana dan musibah ini juga dapat mengingatkan kita tentang kuasa Allah SWT. Apalagi setelah terjadi musibah erupsi Gunung Semeru, banjir bandang di Lombok dan daerah lainnya.

Selain itu, umat muslim juga perlu bersikap bijak dalam menghadapi setiap musibah dan bencana yang ada. Bagaimana cara bersikap bijak ketika bencana datang akan Anda ditemukan dalam khutbah Jumat terbaru berikut ini.

Dilansir dari NU Online, berikut khutbah Jumat bertema bencana dan cara muslim menyikapi musibah.

Baca Juga: Profil Wali Kota Bandung Oded Mohamad Danial, Baru Saja Meninggal saat Mau Sholat Jumat

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Sebelum memulai khutbah Jumat ini, marilah kita mendoakan saudara, keluarga dan para korban bencana alam yang baru-baru ini terjadi. Semoga amal ibadah mereka diterima Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Menjelang akhir tahun baru, tanah air kita tercinta ini, Indonesia mengalami berbagai bencana alam dan musibah. Seperti banjir bandang, kecelakaan, tanah longsor hingga yang terbaru erupsi Gunung Semeru.

Hal yang perlu disikapi dari musibah dan bencana alam ini adalah mengembalikan semuanya kepada dzat Yang Maha Memiliki, Allah subahanhu wata’ala. Bumi, langit, dan semua seisinya hanyalah milik Allah semata.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Wali Kota Bandung Oded M Danial Pingsan Saat akan Salat Jumat

Maka itu kehendak Allah SWT mau menjadikannya seperti apa. Bahkan jika Allah telah memutuskan untuk meluluhlantakkan seluruh kehidupan di dunia, maka manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa.

Letusan gunung, banjir dan musibah lain hanyalah kiamat kecil yang menjadi pengingat umat manusia untuk selalu beriman kepada Allah SWT. Apakah kita akan tetap beribadah? Akankan kita tetap beriman kepada Allah, akan tetap dijalan Islam hingga datang hari dimana bumi digoncangkan, langit runtuh dan manusia hanya seperti laron, hari dimana kiamat yang sesungguhnya tiba?

Atas bencana alam yang terjadi, manusia juga harus bermuhasabah (introspeksi), apakah musibah yang ia terima merupakan bentuk ujian, peringatan, atau yang lain. Sehingga, manusia lebih berhati-hati dalam menjaga amanah di dunia ini.

Allah berfirman dalam QS. Ar-rum[30]: 41, berikut: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Imam Jalaludin dalam Tafsir Jalalain menekankan bahwa yang dimaksud "karena perbuatan tangan manusia" dalam ayat itu sebenarnya adalah "karena maksiat" yang dilakukan umat manusia.

Selain melakukan tindakan haram, kemaksiatan juga dapat berupa dosa yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan. Contohnya kemaksiatan itu, salah satunya merusak alam, menebang pohon habis-habisan, membuang sampah sembarangan hingga melakukan perburuan terhadap satwa-satwa yang dilindungi.

Sejatinya, merusak alam secara tidak langsung telah mengurangi keseimbangan alam, sehingga akan menyebabkan masalah pada hari ini dan masa-masa yang akan datang, seperti bencana alam.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Orang berilmu dan beriman justru melihat musibah sebagai momentum meningkatkan amal ibadah dan kebaikan. Baik kebaikan itu tertuju kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan memberikan musibah/cobaan” (HR Bukhari).

Segala bentuk musibah yang terjadi dapat dijadikan alat untuk berdzikir dan muhasabah diri. Sehingga kita dapat mengambil sisi positif terutama dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Apakah kita sudah berusaha melakukan hal itu? Atau masih suka saling menghujat, sering menyalahkan antarsesama, menyalahan pemerintah dan sebagainya. Marilah kita semua, menjadikan musibah dan bencana ini sebagai pembenahan terhadap diri sendiri dan lingkungan sehingga terwujud kehidupan yang lebih aman dan damai.

Dengan demikian, musibah adalah sarana kita untuk kembali mengingat kepada sang pencipta dan terus meningkatkan kualitas keimanan. Mahasuci Allah yang selalu memberikan yang terbaik untuk makhluk-Nya.

Semoga kita semua menjadi golongan orang-orang yang mampu menyikapi berbagai macam musibah sebagai sarana peningkatan iman dan takwa. Dan begitu musibah ini berlalu, kita menjadi pribadi yang lebih baik dan terus melakukan kebaikan di dunia sehingga selamat di akhirat. Wallahu a’lam bish shawab.

Itulah contoh khutbah Jumat terbaru bertema bencana dan cara muslim menyikapi musibah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI