Suara.com - Dalam waktu empat bulan terakhir, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mencatat ada 248 kecelakaan yang dialami TransJakarta.
Kendati demikian, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut TransJakarta merupakan sarana transportasi umum terbaik di Indonesia.
Menurutnya Transjakarta adalah angkutan umum yang sangat vital di Jakarta. Masyarakat masih mengandalkan transportasi berbasis bus ini untuk kegiatan sehari-hari.
Pihaknya sendiri sudah melakukan berbagai terobosan, mulai dari peningkatan kualitas layanan, kondisi bus, jangkauan akses, hingga integrasi ke moda transportasi lain.
Baca Juga: Transjakarta Bantah Sopir Bus Kerja Lebihi Waktu
"Transjakarta itu untuk kepentingan masyarakat, transportasi yang baik, terbaik di Jakarta, bahkan mungkin yang terbaik di Indonesia," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Karena rentetan kecelakaan yang terjadi belakangan ini, manajemen juga sudah melakukan permintaan audit secara menyeluruh kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Selama masa audit, ia menyebut TransJakarta tidak mungkin dihentikan operasionalnya untuk sementara.
"Ini kan kepentingan publik, tidak mungkin kita memberhentikan Transjakarta. Jangan hanya karena satu dua kelalaian, kemudian menutup pelayanan yang besar," katanya.
Ia pun mengakui memang masih ada sejumlah kekurangan dalam moda transportasi yang memiliki jalur khusus ini. Politisi Gerindra itu pun berjanji akan memperbaikinya secepat mungkin.
"Namun, kalau ada kekurangan satu-dua, kita perbaiki sama-sama," pungkasnya.
Baca Juga: TransJakarta Bantah Sopir Bus Bekerja Lebih Dari 8 Jam
Diberitakan sebelumnya, Moda transpotasi bus TransJakarta belakangan menjadi sorotan publik karena rentetan kecelakaan yang terjadi belakangan ini. Ternyata, dalam empat bulan terakhir ini, mulai September sampai Desember 2021, ada 248 kecelakaan lalu lintas dialami oleh armada TransJakarta.
Data ini diungkap oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo saat melakukan rapat dengar pendapat bersama dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta di gedung DPRD, Senin (6/12/2021).
"Memang dari hasil inventarisasi kami itu telah terjadi lebih kurang 248 kejadian sejak bulan September 2021. Jadi ada terdapat 248 laka lantas selama periode September sampai dengan awal Desember ini," ujar Syafrin.
Banyaknya kecelakaan ini disebut Syafrin sudah menjadi perhatian pihaknya. Ia pun sudah melakukan evaluasi dan bersama TransJakarta melakukan pembinaan pramudi bus.
"Memang ada 1, 2, kemudian yang itu lepas karena ternyata berdasarkan data laporan 8 bulan terakhir tidak teridentifikasi sakit yang bersangkutan (pramudi)," jelasnya.
Selain dari segi kesalahan manusia, ia juga menyoroti kemungkinan kecelakaan terjadi karena kondisi bus. Ia pun melakukan inspeksi terhadap bus yang mengalami kecelakaan sebelum mulai beroperasi lagi.
"Kemudian kami rutin melakukan pemeriksaan angkutan umum yang akan beroperasi atau kita mengenal rampcheck, juga melihat dokumen administrasi yang bersangkutan," pungkasnya.