Legenda Gunung Semeru, Gunung Suci Bagi Umat Hindu

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 09 Desember 2021 | 07:35 WIB
Legenda Gunung Semeru, Gunung Suci Bagi Umat Hindu
Legenda Gunung Semeru, Gunung Suci Bagi Umat Hindu - Guguran lava pijar Gunung Semeru terlihat dari Desa Pranajiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (4/3). [ANTARA FOTO/Umarul Faruq]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengetahui berbagai sejarah dan legenda tempat-tempat di Indonesia memang sangat menarik. Salah satunya mengenal legenda Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Apalagi baru saja terjadi erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) sore. Supaya lebih dekat, mari kenali legenda Gunung Semeru seperti dilansir dari YouTube Berbagi Tahu, video berjudul ‘“SEJARAH DAN LEGENDA!!DONGENG GUNUNG SEMERU”, Rabu (8/12/21).

Profil Gunung Semeru

Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan Puncak Mahameru yang berada di ketinggian 3.676 mdpl. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Jambi dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.

Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Kawah Jonggring Saloka. Secara administratif, gunung berapi ini terletak di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Malang dan Lumajang, serta termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 

Menurut catatan, di tahun 1913 dan 1946, Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973. Di sebelah selatan kubah ini mendobrak sisi kawah, menyebabkan aliran lava mengarah ke selatan meliputi Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang. Suhu di puncak Mahameru mencapai 4 - 10 derajat Celcius.

Menurut sejarah, tokoh Sok Hok Gie meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun Gunung Semeru. 

Legenda Gunung Semeru

Menurut legenda, dahulunya posisi bumi miring, kemudian para dewa memutuskan untuk memindahkan Gunung Meru di India ke Pulau Jawa sebagai pakunya bumi. Untuk melakukan tugasnya, Dewa Wisnu menjelma menjadi kura-kura raksasa, Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang. Gunung Meru diletakkan di atas punggung kura-kura tersebut dan ular panjang bertugas melilit gunung agar tidak jatuh selama di perjalanan. 

Baca Juga: Rumah Warga yang Hancur Terdampak Erupsi Semeru akan Direlokasi

Kemudian Gunung Meru pertama kali diletakkan di barat pulau Jawa, namun bagian timur menjadi terangkat. Akhirnya para dewa memindahkan Gunung Meru ke timur. Saat membawa ke timur, bagian Gunung Meru tercecer sehingga membentuk barisan gunung dari barat ke timur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI