Suara.com - Para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo merasa yakin kegiatan bisnis tetap akan berjalan, meski adanya varian Covid-19 Omicron yang mengancam semua negara.
Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani menjelaskan, meski para pengusaha tetap waspada. Tetapi setelah melihat data kematian dari varian omicron, pengusaha yakin pemulihan ekonomi bisa berjalan di tahun depan.
"Kita waspada memang omicron, tapi yang cukup membesarkan hati itu dia tingkat kematiannya rendah jadi nyebarnya cepat, karena orang udah pada vaksin jadi tahan," ujar Hariyadi saat dihubungi, Rabu (8/12/2021).
Apalagi, tutur Hariyadi, tingkat vaksinasi Indonesia yang cukup tinggi, sehingga meskipun terpapar dengan cepat masih bisa tertangani.
Baca Juga: Tingkat Keparahan Varian Omicron versus Delta dan Berita Kesehatan Menarik Lainnya
"Jadi kalau lihat data itu negara-negara yang sudah mendapatkan vaksin secara penuh itu rata-rata tak ada yang meninggal, kecuali kayak Afrika Selatan vaksinya belum penuh jadi dampaknya serius," ucap dia.
Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, Hariyadi yang juga ketua Umum PHRI ini melihat prospek bisnis akan gemilang pada tahun depan.
"Saya melihat masih bagus, cukup positif, karena orang sudah confidence karena kita populasinya yang divaksin sudah cukup tinggi," tutur dia.
Untuk diketahui, Virus corona varian Omicron menjadi perhatian bagi seluruh negara. Peneliti di Afrika Selatan merupakan yang pertama kali melaporkan mutasi ini.
Sejak saat itu varian omicron juga diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebagai 'Variant of Concern'. Salah satu kekhawatiran dari mutasi tersebut bahwa varian omicron relatif lebih menular dibandingkan dengan bentuk aslinya.
Baca Juga: Varian Omicron Mengancam Dunia, Benarkah Anak-anak Lebih Rentan Tertular?
Dilansir dari The Hindu, analisis menemukan proporsi kematian yang lebih kecil, dan fraksi yang jauh lebih kecil dari kebutuhan oksigenasi tambahan, daripada gelombang sebelumnya
Dua minggu sejak kemunculan varian Omicron di provinsi Gauteng, Afrika Selatan, tampaknya varian tersebut terkait dengan proporsi kematian yang lebih kecil daripada gelombang virus corona SARS-CoV-2 sebelumnya.
Selain itu sebagian kecil dari mereka yang dirawat membutuhkan oksigenasi tambahan daripada di tiga gelombang sebelumnya, menurut analisis catatan pasien oleh para peneliti di Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan (SAMRC).
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban juga turut menanggapi data tersebut. Ia mengatkan bahwa seak Omicron beredar, angka kematian Covid-19 di Afsel turun, meski dari level yang rendah.
"Morbiditasnya pun rendah. Sehingga tekanan kepada faskes juga rendah. Bisa dilihat datanya (sementara), bukan menyimpulkan. Mungkinkah ini pertanda omicron jinak? Mari optimis," tulis Zubairi Djoerban dalam akun Twitternya, baru-baru ini.