Sebuah Penjara di Ibukota Burundi Hangus Terbakar, 38 Narapidana Tewas

Rabu, 08 Desember 2021 | 13:46 WIB
Sebuah Penjara di Ibukota Burundi Hangus Terbakar, 38 Narapidana Tewas
Ilustrasi kebakaran ledakan. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebakaran besar melanda sebuah penjara yang penuh sesak di Burundi pada hari Selasa (7/12/2021) dinihari dan menewaskan sedikitnya 38 orang.

Menyadur The Guardian Rabu (8/12/20210, banyak narapidana yang masih tidur pada saat kebakaran yang menghancurkan lapas di ibukota Gitega tersebut.

Wakil presiden Prosper Bazombanza, yang mengunjungi lokasi kebakaran bersama beberapa para menteri, mengatakan 38 orang tewas dan 69 luka parah.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Kementerian dalam negeri Burundi mengatakan melalui akun Twitter-nya bahwa api dipicu oleh korsleting listrik.

Baca Juga: 2 Tahun Pandemi COVID-19, Benua Afrika Masih Alami Diskriminasi Terkait Vaksin

"Kami berteriak akan dibakar hidup-hidup ketika melihat api mulai naik, tetapi polisi menolak untuk membuka pintu kamar kami," jelas seorang napi, disadur dari The Guardian, Rabu (8/12/2021).

"Saya tidak tahu bagaimana cara saya melarikan diri, tetapi ada tahanan yang terbakar habis-habisan," ungkapnya.

Para napi yang mengalami luka bakar serius dilarikan ke rumah sakit, beberapa dibawa menggunakan mobil pikap polisi, sedangkan lainnya dirawat di sekitar lokasi kebakaran.

Menurut saksi mata, tim dari Palang Merah Burundi berada di lokasi untuk merawat para korban, dan kobaran api kini telah dipadamkan oleh petugas.

Lapas berusia hampir 100 tahun, terbesar ketiga di Burundi, menampung sejumlah tahanan politik di kompleks dengan keamanan tinggi, dan ada juga sayap wanita.

Baca Juga: COVID-19 Varian Omicron Menyerang, Afrika Selatan Tambah Kapasitas Rumah Sakit

Menurut data dari otoritas penjara, ada lebih dari 1.500 narapidana pada akhir November 2021, melebihi kapasitas maksimal yakni sekitar 400 orang.

Seorang saksi mata juga menuturkan jika polisi dan dan tentara yang menjaga lokasi kebakaran, melarang wartawan mengambil gambar.

Sebuah sumber polisi mengatakan truk pemadam kebakaran terlambat datang, petugas tiba dua jam setelah dimulainya kobaran api.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI