Seorang Pria Datangi Markas PBB Sambil Bawa Shotgun, Ancam Akan Bunuh Diri

Selasa, 07 Desember 2021 | 16:41 WIB
Seorang Pria Datangi Markas PBB Sambil Bawa Shotgun, Ancam Akan Bunuh Diri
Gedung PBB di New York, Amerika Serikat. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria mendatangi kantor PBB sembari membawa shotgun yang sudah diacungkan ke bawah dagunya dan mengancam akan melakukan bunuh diri.

Menyadur New York Daily News, polisi membutuhkan waktu tiga jam untuk membujuk pria itu tidak melakukan tindakan nekatnya di depan kantor PBB.

Pria berusia 64 tahun itu berkendara ke Manhattan dari Florida dan membawa senapan berisi satu peluru. Ia juga membawa satu papan bertuliskan keadilan.

Polisi mendapat laporan dari pegawai kantor PBB menganai ada seorang pria yang mencurigakan di First Ave dekat 41st St sekitar 10.40 waktu setempat pada Kamis (2/12/2021).

Baca Juga: Politikus AS Ini Mundur Jadi Anggota DPR, Pilih Jadi CEO Media Milik Donald Trump

"Berdasarkan pernyataan yang dia buat, kami tahu sejak awal bahwa ini tampaknya tidak terkait teror. Dia membawa dokumen yang ingin dikirimkan ke PBB," kata Kepala Operasi Khusus NYPD Harry Wedin.

"Terjadi dialog yang cukup alot dan dia meminta cara bagaimana mungkin dapat mengakomodasi permintaannya," sambungnya.

Pria berambut putih dan mengenakan kemeja lengan panjang merah dan celana jeans biru itu, terlihat mondar-mandir di depan kantor PBB sembari membawa senjata.

Pria itu membawa senjata sembari mengacungkannya ke bawa dagu. Ia mengancam akan bunuh diri dan mengeluh tentang masalah lingkungan dan keluarganya.

Ada kantong plastik di dekat pria itu, awalnya dicurigai berisi bom, namun ternyata setelah diselidiki adalah tas berisi pakaian.

Baca Juga: Bikin Kota Sukabumi Mencekam, Sekelompok Pelajar SMP Konvoi Sambil Acungkan Senjata Tajam

Polisi menutup jalan-jalan di sekitar lokasi kejadian dan Taman Bermain Robert Moses sebelum memulai berdialog dengan pria itu.

Seorang pekerja Departemen Taman yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan dia berada di taman bermain ketika kejadian.

"Tiba-tiba ada deru mobil polisi. Mereka melihat anak-anak di sini dan berkata, kalian harus pergi." jelas pekerja taman tersebut.

Pegawai taman itu mengatakan ada lebih dari 20 anak dan setidaknya satu guru di tempat kejadian. "Mereka menyuruhku menutup taman," jelasnya.

Akhirnya, pada pukul 13.40 waktu setempat, pria itu menyerahkan map merah kepada petugas, meletakkan senjatanya dan menyerah. Map itu berisi surat kepada sebuah rumah sakit dan dokter, serta tulisan tentang perubahan iklim.

"Mereka tidak memiliki arti khusus apa pun yang terkait dengan terorisme. Itu adalah surat-surat medis dan beberapa dokumen lain," ungkap Wakil Komisaris Pertama NYPD Benjamin Tucker.

Dokumen itu merujuk pada St Helena, pulau di Atlantik Selatan tempat kaisar Prancis Napoleon meninggal di pengasingan pada tahun 1821.

"Pada dasarnya, dia ingin PBB menerima dokumennya, yang pada akhirnya kami setujui. ... Dia berkata jika kita bisa melakukan itu, dia akan meletakkan senjatanya," jelas Tucker.

Polisi memeriksa dokumen-dokumen tersebut dan kemudian menyerahkannya kepada seseorang petugas di dalam kantor PBB.

Tim penjinak bom NYPD juga memeriksa tempat tinggal pria itu di Millennium Hotel Midtown, namun tidak menemukan bahan peledak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI