PSI Desak Bonus Tim Piala Thomas Segera Diberikan: Keliru Jika Menyebut Mereka Mata Duitan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 07 Desember 2021 | 15:48 WIB
PSI Desak Bonus Tim Piala Thomas Segera Diberikan: Keliru Jika Menyebut Mereka Mata Duitan
Tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting (kanan) memegang Piala Thomas bersama rekannya setelah pemberian medali dan penyerahan piala kepada tim Indonesia yang berhasil meraih gelar juara, di Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021). ANTARA FOTO
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak pemerintah dalam hal ini Menpora untuk segera menyerahkan bonus pada para pebulutangkis Indonesia yang telah memenangkan Piala Thomas di Denmark bulan Oktober lalu.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Juru Bicara DPP PSI Hariyanto Arbi yang juga mantan atlet bulu tangkis berprestasi menyampaikan kekecewaan pada pemerintah yang belum memberikan bonus pada Tim Piala Thomas yang berhasil memboyong trofi ke tanah air.

"Kembalinya Piala Thomas setelah 19 tahun perlu mendapat apresiasi dari kita semua. Pemerintah juga wajib memberikan apresiasi yang sepatutnya dalam bentuk bonus," ujar Hariyanto Arbi dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12/2021).

Pria yang pernah memboyong Piala Thomas sebanyak 4 kali itu lantas menggarisbawahi bahwa para atlet telah mengharumkan nama bangsa dengan prestasi yang tidak main-main, yaitu mengembalikan Piala Thomas yang hampir 20 tahun tidak berada di Tanah Air.

Baca Juga: Hasil Survei Elektabilitas Partai Terbaru, Parpol Besar Ini Tergeser ke Papan Tengah

Ia menilai keliru apabila para atlet dalam Tim Piala Thomas disebut mata duitan.

"Keliru besar jika menyebut mereka mata duitan. Saya tahu persis, mereka ditanamkan sejak kecil bahwa nama harum bangsa adalah nomor satu," kata Juara Dunia Bulutangkis 1995 tersebut.

Hariyanto Arbi mengaku marah lantaran para atlet bulu tangkis yang menyampaikan kekecewaan diserang secara masif di media sosial.

"Saya marah dan kecewa dengan serangan-serangan yang terlihat jelas diorkestrasi tersebut.  Tidak sepatutnya para pahlawan kita itu diperlakukan demikian," ungkap Hariyanto.

"Dalam setiap masa, sejak dulu, selalu ada penghargaan yang layak buat mereka. Baru kali ini mereka yang memenangkan Piala Thomas di-bully dan direndahkan," imbuhnya.

Baca Juga: Top 5 Sport Sepekan: Juara Indonesia Open 2021, Kevin / Marcus Cetak Sejarah

Piala Thomas tiba di Indonesia dengan terlebih dulu masuk di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (5/11/2021). ANTARA/HO/PP PBSI
Piala Thomas tiba di Indonesia dengan terlebih dulu masuk di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (5/11/2021). ANTARA/HO/PP PBSI

Sebelumnya, beberapa pebulu tangkis Tanah Air salah satunya Jonatan Christie memberi tanggapan terkait belum adanya bonus yang diberikan pemerintah untuk tim Indonesia pemenang Piala Thomas 2020.

Lewat Instagram Story, Jonatan Christie menuliskan harapannya bahwa Piala Thomas 2020 bisa dimasukan ke dalam kategori ajang single event yang bergengsi agar pemerintah punya alasan mengucurkan bonus.

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akhirnya memastikan bahwa tim bulu tangkis Indonesia yang sukses merengkuh Piala Thomas 2020 bakal mendapatkan bonus.

Kepastian itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali saat menggelar konferensi pers daring bersama awak media pada Sabtu (4/12/2021).

Keputusan itu diungkap Zainudin Amali setelah pemerintah dalam hal ini Kemenpora mendapat sindiran dari para pebulu tangkis nasional serta kritik dari masyarakat luas.

Zainudin Amali menuturkan bahwa pemberian bonus untuk kejuaraan single event seperti Piala Thomas sebetulnya tidak diatur secara jelas dalam undang-undang atau peraturan menteri, berbeda dengan multievent seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.

Namun, Kemenpora pada akhirnya setuju untuk memberikan bonus kepada tim Piala Thomas yang merupakan kejuaraan beregu putra paling bergengsi di dunia. Mereka sudah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan terkait hal itu.

"Setelah saya rapat koordinasi internal, kami memutuskan untuk memberikan apresiasi dari pemerintah," ungkap Zainudin Amali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI