Urung Buat Jembatan Bailey, Pemerintah Kaji Jembatan Sementara Penghubung Lumajang-Malang

Senin, 06 Desember 2021 | 21:40 WIB
Urung Buat Jembatan Bailey, Pemerintah Kaji Jembatan Sementara Penghubung Lumajang-Malang
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau kondisi jembatan Besuk Kobokan yang runtuh pasca disapu arus lahar dingin dari erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). [Dok. Humas Kemenko PMK]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah urung membangun jembatan bailey atau rangka baja sebagai pengganti sementara Jembatan Besuk Kobokan yang runtuh akibat diterjang derasnya arus lahar dingin dari erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). Sebab, kondisi bentangan yang tinggi tidak memungkinkan dibangunnya jembatan bailey.

Rencana pembangunan jembatan bailey sempat dicanangkan pemerintah sebagai langkah darurat untuk menggantikan Jembatan Besuk Kobokan atau dikenal sebagai Jembatan Gladak Perak. Pencanangan itu awalnya ditujukan supaya ada akses guna penanganan korban dari Lumajang ke Malang.

"Tadi mestinya rencananya akan ada upaya untuk menyambung darurat jembatan ini. Supaya maksudnya agar terhubung antara Malang dengan Lumajang. Terutama untuk penanganan korban," kata Muhadjir saat meninjau kondisi Jembatan Gladak Perak, Senin (6/12/2021).

Muhadjir sempat melakukan pengecekan medan bersama dengan perwakilan dari Yonzipur 5. Namun setelah dicek, pihak Yonzipur menilai pembangunan jembatan bailey tidak mungkin dilakukan.

Baca Juga: Berharap Mukjizat, Penantian Keluarga Korban yang Hilang Akibat Erupsi Gunung Semeru

"Tapi tadi dicek oleh Yonzipur 5 yang ada di Malang kemungkinan sangat berat untuk dibangun," terangnya.

Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau kondisi jembatan Besuk Kobokan yang runtuh pasca disapu arus lahar dingin dari erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). [Dok. Humas Kemenko PMK]
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau kondisi jembatan Besuk Kobokan yang runtuh pasca disapu arus lahar dingin dari erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). [Dok. Humas Kemenko PMK]

Menyambung pernyataan Menko PMK, Wakil Komandan Yonzipur 5 Malang, Mayor CZI Wirawan menjelaskan panjang bentangan tersebut 192 meter dengan ketinggian 70 meter. Sementara jembatan bailey tidak mungkin dibangun apabila kondisi bentangannya seperti itu.

"Kita butuh pilar di tengah-tengah dari bentangan ini tiga spot. Permasalahannya untuk membangun pilar itu tidak memungkinkan," ujar Wirawan.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau sebuah warung yang tertutup abu vulkanik Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). [Dok. Humas Kemenko PMK]
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau sebuah warung yang tertutup abu vulkanik Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). [Dok. Humas Kemenko PMK]

Kendati begitu, Muhadjir mengungkapkan kalau pemerintah akan terus mengkaji pembangunan jembatan sementara yang bertujuan untuk penanganan korban dan penyaluran logistik.

"Tadi saya sudah koordinasi dengan Bapak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono). Nanti alat-alat berat dari PUPR juga akan mem-backup. Karena itu nanti mau kita kaji lagi," pungkasnya.

Baca Juga: Kondisi Terkini Jembatan Besuk Kobokan Penghubung Lumajang-Malang Pasca Erupsi Semeru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI