Suara.com - Rusia sebut Angkatan Udara AS menciptakan "ancaman bagi penerbangan sipil." Sebuah pesawat sipil Aeroflot dilaporkan nyaris bertabrakan dengan pesawat pengintai AS.
Moskow menuduh Amerika Serikat (AS) membahayakan nyawa warga sipil setelah dilaporkan adanya peningkatan intensitas penerbangan NATO di dekat perbatasan Rusia.
Dilaporkan sebuah pesawat pegintai NATO nyaris terlibat insiden dengan dua pesawat sipil pada hari Jumat (03/12).
Kementerian Luar Negeri Rusia secara khusus menuduh Angkatan Udara AS menciptakan "ancaman bagi penerbangan sipil" di atas Laut Hitam.
Baca Juga: Temukan Kasus Covid-19, Kota di Perbatasan China-Rusia Lockdown Total
"Hanya karena insiden udara di atas perairan Laut Hitam telah dicegah, ini tidak berarti AS dan NATO boleh lebih membahayakan nyawa dengan impunitas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova seperti dikutip di Twitter.
Apa yang dikatakan Rusia?
Menurut Badan Transportasi Udara Federal Rusia, sebuah pesawat pengintai NATO tipe CL-600 terbang di atas perairan internasional Laut Hitam pada pagi tanggal 3 Desember.
Pesawat itu terlihat membuat penurunan cepat dari ketinggian 11.000 m ke 9.200 m, yang diduga melintasi jalur perbatasan yang ditunjuk untuk pesawat sipil.
Awak pesawat pengintai tidak menanggapi kontak pengawas lalu lintas udara Rusia, menurut badan transportasi tersebut.
Baca Juga: Polisi Rusia Temukan Jasad Tanpa Kelapa di Mobil Milik Pria yang Mengaku Kanibal
Pada saat itu sebuah pesawat Airbus A330-300 Aeroflot Rusia yang terbang dari Tel Aviv ke Moskow dan sebuah pesawat CL-650 milik Malta terbang di sepanjang jalur penerbangan yang telah ditentukan.
Dapat dipahami bahwa jalur perjalanan kedua pesawat harus segera diubah agar mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan aman.
Rusia mengatakan bahwa penerbangan dengan pesawat militer tanpa bentuk komunikasi radio menimbulkan risiko bagi pesawat sipil di wilayah Laut Hitam, dan akan mengajukan protes diplomatik.
Pernyataan itu diposting secara lengkap di akun Facebook Kementerian Luar Negeri Rusia.
Biden-Putin akan bertemu
Insiden yang dilaporkan ini terjadi di tengah klaim bahwa Rusia mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.
Kiev telah menyatakan kekhawatirannya bahwa penambahan pasukan dapat menyebabkan beberapa bentuk eskalasi segera di awal tahun 2022.
Outlet media AS termasuk kantor berita AP dan Washington Post melaporkan bahwa intelijen AS mengklaim memiliki bukti bahwa Moskow sedang merencanakan serangan militer.
Menurut laporan, rencana itu bisa melibatkan sekitar 175.000 personel militer Rusia.
Moskow telah membantah klaim tersebut dan menuduh NATO gagal dalam komitmen menjaga perdamaian dengan menolak untuk mengurangi ketegangan.
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin diberitakan akan mengadakan pertemuan virtual pada hari Selasa (07/12). rap/hp (AFP, dpa)