Suara.com - Sebanyak 44 eks pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima tawaran menjadi aparatur sipil negara (ASN) Polri. Sedangkan delapan lainnya menolak.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan itu berdasar hasil pertemuan dengan 52 eks pegawai KPK dalam rangka sosialisasi Peraturan Polri (Perpol) Nomor 15 Tahun 2021 tentang pengangkatan khusus 57 eks pegawai KPK sebagai ASN Polri.
"Hasil sosialisasi yang mengisi surat perjanjian dan menyatakan bersedia menjadi ASN Polri sebanyak 44 orang. Yang tidak bersedia delapan orang," kata Ramadhan kepada wartawan, Senin (6/12/2021).
Sedangkan, empat orang lainnya belum memberi keputusan lantaran tidak hadir dalam pertemuan hari ini.
Baca Juga: 52 Eks Pegawai KPK Hadiri Undangan Polri Terkait Pengangkatan ASN
Polri, kata Ramadhan, memberikan batas waktu kepada mereka hingga besok.
"Menunggu konfirmasi empat orang. Diberikan batas waktu sampai besok pagi," katanya.
Novel Menerima
Sebanyak 52 dari 57 eks pegawai KPK hadir memenuhi undangan Polri hari ini. Satu di antaranya tidak hadir lantaran meninggal dunia.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan satu eks pegawai KPK yang meninggal dunia, yakni atas nama Nanang Priyono.
Baca Juga: JPU Siapkan 20 Saksi Dalam Kasus Dugaan Korupsi Wakil Ketua DPR Muhammad Azis Syamsuddin
"Satu kebetulan lagi ada di Makassar atas nama saudara Faisal. Kemudian satu lagi sedang menyelesaikan studi tesisnya S2 nya, atas nama saaudara Novariza. Kemudian satu keterangan menginformasikan bahwa persiapan nikah saudara Ita," kata Dedi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/12/2021).
Eks penyidik senior KPK, Novel Baswedan merupakan satu di antara 52 eks pegawai KPK yang hadir memenuhi undangan Polri. Dia juga salah satu dari 44 yang menerima tawaran menjadi ASN Polri.
Novel mengungkap salah satu alasan dirinya menerima tawaran ini karena fenomena korupsi di tanah air semakin masif. Di sisi lain, dia juga menilai kinerja KPK di era kepemimpinan Firli Bahuri semakin menurun dan terkesan tak sungguh-sungguh dalam upaya memberantas korupsi.
"Upaya memberantas korupsi yang dilakukan oleh KPK semakin turun dan pimpinan KPK juga setidak-tidaknya dari pandangan kami, saya, dan kawan-kawan, memandang bahwa kinerjanya juga semakin tidak menunjukkan sesuatu yang sungguh-sungguh atau yang serius dalam memberantas korupsi," kata Novel di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/12/2021).
Karena alasan itu, kata Novel, sebagian besar eks pegawai KPK menerima tawaran menjadi ASN Polri. Terlebih dari penjelasan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dia menilai ada keseriusan untuk memberantas korupsi, khususnya di bidang pencegahan.
"Dan kami melihat ingin berkontribusi lebih banyak dalam rangka untuk memberantaas korupsi," imbuhnya.