KSAD Dudung Sebut Jangan Terlalu Dalam Pelajari Agama, Ketua MUI Tawari Profesi Ini

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 06 Desember 2021 | 09:01 WIB
KSAD Dudung Sebut Jangan Terlalu Dalam Pelajari Agama, Ketua MUI Tawari Profesi Ini
KSAD Dudung Abdurrachman (Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua MUI Cholil Nafis memberikan tanggapan terkait pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman saat mengisi kuliah subuh di masjid Nurul Amin, Jayapura, Papua beberapa waktu lalu.

Dalam ceramahnya, KSAD Dudung menyebut agar tidak terlalu dalam mempelajari agama.

Cholil Nafis lewat cuitannya yang diunggah pada Minggu (5/12/2021) tampak menanggapi ucapan Jenderal Dudung. Ia mempertanyakan maksud ucapan itu hingga menawarkan standardisasi dai MUI kepada Jenderal Dudung.

"Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari agama? Saya menawarkan standardisasi da’i MUI kalau mau berganti profesi sebagai penceramah agama hehehe," tulis Cholil Nafis dalam cuitannya.

Lebih lanjut, Cholil Nafis meminta agar Jenderal Dudung lebih fokus pada tugas pokoknya sebagai KSAD.

"Baiknya fokus pada tugas pokoknya aja, yaitu pertahanan negara dan menumpas perusuh dan pembangkang NKRI," lanjutnya.

Cuitan Cholil Nafis (twitter)
Cuitan Cholil Nafis (twitter)

Melansir dari Hops.id -- jaringan Suara.com, dalam video yang diunggah akun Dispenad, Dudung menjelaskan soal penerapan rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya untuk menunaikan salat.

Dudung pun menyinggung soal ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.

"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," ujar Dudung.

Baca Juga: Soal Permintaan Brigitta Lasut, Satu Batalyon TNI Bisa Bernasib jadi Ajudan Anggota DPR

Lebih lanjut Dudung menyebut mempelajari agama terdalam bisa berpotensi menimbulkan terjadinya penyimpangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI