Suara.com - Polri menerjunkan ribuan personel gabungan untuk membantu penanganan bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Selain itu mereka juga turut menerjunkan anjing pelacak K9 untuk mempermudah proses pencarian korban yang tertimbun material debu vulkanik.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo merincikan ribuan personel tersebut di antaranya; 945 personel dari Mako Brimob, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.
"Untuk K9 enam ekor dan 12 pawang serta 60 pers dari Detasemen Perintis Sabhara melaksanakan operasi kemanusian," kata Dedi kepada wartawan, Minggu (5/12/2021).
Dedi menyebut total personel yang diterjunkan yakni 1.117 personel. Selain itu, kata dia, Polri juga turut mendirikan sarana dan prasarana pendukung seperti dapur darurat dan sebagainya.
Baca Juga: 6 Fakta Erupsi Gunung Semeru: Lumajang Gelap Gulita hingga Jembatan Perak Ambruk
"Jumlah kekuatan yg diperjunkan sebanyak 1.117 personel. Termasuk sarpras pendukung seperti dapur lapangan, ambulans, peralatan DVI dan Inavis, kendaraan opsnal pendukung evakuasi korban dan kendaraan angkut personel," ujarnya.
Sebanyak 13 orang meninggal dunia akibat bencana erupsi Gunung Semeru. Jumlah tersebut merujuk data terakhir yang diterima BNPB pada pagi ini.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan informasi tersebut diterima langsung dari Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto yang kekinian sedang menuju Lumajang. "Total 13 orang dilaporkan meninggal dunia," tutur Abdul.
Dari 13 korban meninggal. Dua di antaranya telah teridentifikasi. Mereka merupakan warga Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
"Sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara," imbuh Abdul.
Baca Juga: Kapolri Kerahkan 945 Personel Brimob Bantu Penanganan Erupsi Semeru