Suara.com - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengajak para ulama untuk menegakkan akidah dan tidak terjebak pada kekuasaan.
Hal itu ia sampaikan saat membuka Muktamar Nasional ke-25 Rabithah Alawiyah yang digelar melalui sambungan virtual.
Ma'ruf Amin menyebut bahwa kekuasaan bukanlah kewenangan ulama, melainkan kewenangan Allah.
"Dan saya berharap kita tidak lagi terjebak pada aspek kekuasaan, karena kekuasaan itu bukan kewenangan kita, kekuasaan adalah kewenangan Allah," ujar Maruf, dikutip Suara.com, Sabtu (4/12/2021).
Lebih lanjut, Ma'ruf Amin menyebut bahwa perbaikan yang paling mendesak adalah tentang akidah. Menurutnya akidah perlu dikuatkan agar tidak goyah.
"Perbaikan yang perlu kita lakukan sekarang ini yang paling mendesak, paling penting, pertama tentu saja akidah yang benar. Penguatan aqidah ini penting supaya tidak goyah," lanjutnya.
![Wakil Presiden Ma'ruf Amin membuka Ijtimak Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia ke VIII Tahun 2021 secara daring, Selasa (9/11/2021). [KIP-Setwapres]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/09/80963-wakil-presiden-maruf-amin-membuka-ijtimak-ulama-komisi-fatwa-se-indonesia-ke-viii-tahun-2021.jpg)
Lebih lanjut, Wapres Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa tugas mendesak lain yang harus diperhatikan dan dijalankan oleh para ulama pada saat ini adalah memberdayakan umat terutama lewat bidang ekonomi.
"Penguatan ekonomi umat (penting) supaya umat ini tidak menjadi umat yang lemah," ujarnya.
Ma'ruf Amin menyebut penguatan ekonomi harus juga seirama dengan penguatan ekonomi syariah.
Baca Juga: Terima Kunjungan Menteri Senior Singapura, Ma'ruf Singgung Peningkatan Nilai Investasi
"Karena (apabila) kita melakukan penguatan ekonomi, kata ulama, kalau kita memperbanyak muamalah yang tidak sesuai dengan syariah sama dengan tidak ada, sama dengan nol. Tidak akan membawa keberkahan, tidak akan membawa kemaslahatan," terangnya.