Cegah Omicron Merebak, Jerman Batasi Mobilitas Warga yang Tidak Vaksin

Sabtu, 04 Desember 2021 | 11:15 WIB
Cegah Omicron Merebak, Jerman Batasi Mobilitas Warga yang Tidak Vaksin
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Dapatkan vaksin, dapatkan booster. Itulah cara kita keluar dari krisis ini,” kata Olaf Scholz yang ditunjuk sebagai Kanselir Jerman. Seruan itu mendapat dukungan dari Kanselir Angela Merkel tentang kewajiban vaksinasi.

Mereka yang belum divaksinasi akan menghadapi pembatasan tambahan setelah para pemimpin Jerman mengadakan pembicaraan pada Kamis (02/12).

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Kanselir yang ditunjuk, Olaf Schols, dengan para pemimpin negara bagian menyetujui langkah-langkah baru untuk menekan lonjakan dramatis kasus harian virus corona.

Setiap orang yang tidak divaksinasi akan dilarang mengunjungi beberapa tempat, kecuali toko kebutuhan pangan dan apotek.

Baca Juga: Gara-gara Omicron, Turnamen International Youth Championship 2021 di Bali Ditunda

Peraturan baru dari pemerintah Jerman

Para pemimpin federal dan negara bagian menyetujui hal-hal berikut: - Toko, restoran, museum, dan bioskop hanya boleh didatangi oleh orang yang sudah divaksinasi atau yang sudah pulih dari COVID-19 - Dilakukan tes tambahan untuk yang divaksinasi - Bundestag (parlemen Jerman) akan memberlakukan vaksin wajib pada awal 2022 - Klub malam akan tutup, khususnya yang berlokasi di kawasan dengan tingkat insiden mencapai 350 kasus -

Langkah-langkah baru akan berlaku setelah disetujui oleh anggota parlemen, kemungkinan dalam beberapa hari mendatang - Kapasitas stadion sepak bola hanya diizinkan maksimal 15.000 penonton - Tempat olahraga dalam ruangan dibatasi maksimal 5.000 orang -

Pertemuan pribadi bagi yang tidak divaksinasi akan dibatasi untuk satu rumah tangga - Wajib mengenakan masker di sekolah

Dengan varian Omicron yang meningkatkan kekhawatiran akan memburuknya situasi kritis di Jerman, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, jika saat ini "Situasinya sangat serius. Jumlah yang terinfeksi berada pada tingkat yang terlalu tinggi,” Merkel akan meminta komite etika untuk merancang undang-undang vaksinasi wajib, di mana hal ini sempat menjadi perdebatan dengan Bundestag sejak awal tahun baru.

Baca Juga: Virus Omicron Masuk Malaysia dan Singapura, Batam Antisipasi Pekerja Migran

Scholz yang akan dikukuhkan sebagai kanselir baru Jerman pada pekan depan mengatakan, bahwa vaksinasi adalah, "Bagaimana kita keluar dari krisis ini,” dan "Jika kita memiliki tingkat vaksinasi yang lebih tinggi, kita tidak akan membahasnya sekarang,” Saat ini, tingkat vaksinasi di Jerman tidak sampai 69 persen dari jumlah penduduk dan menjadi salah satu tingkat vaksinasi terendah di Eropa Barat.

Ahli virologi mengatakan sebagain besar lonjakan kasus corona disebabkan resistensi vaksin dan skeptisme oleh sebagain besar masyarakat.

Bagaimana situasi pandemi di Jerman? Tercatat, jumlah orang yang terinfeksi corona saat ini jauh lebih tinggi, sebanyak 74.000 kasus baru pada Kamis (02/12), sedangkan angka kematian jauh lebih rendah dibanding puncak musim dingin tahun lalu.

Kekhawatiran atas varian Omicron baru menjadi perhatian serius saat ini, setelah Jerman mengkonfirmasi adanya beberapa kasus.

Para ilmuwan sedang bekerja untuk mengumpulkan data tentang bagaimana penularannya dan seberapa efektif vaksin melawannya.

Namun, ada tanda-tanda penularan bisa ditangani di Jerman karena tingkat kejadian selama tujuh hari di antara 100.00 penduduk mengalami tren penurunan selama tiga hari berturut-turut, di mana berdasarkan data terakhir Kamis (02/12) menjadi 439,2 kasus. rw/ha (dpa, Reuters, AFP, AP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI