BMKG Prakirakan Puncak Musim Hujan Antara Januari Hingga Februari 2022

Jum'at, 03 Desember 2021 | 18:29 WIB
BMKG Prakirakan Puncak Musim Hujan Antara Januari Hingga Februari 2022
Ilustrasi hujan (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab dalam jumpa pers yang dilakukan secara virtual pada Jumat (3/12/2021).

"Sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan. Ada sedikit saja di wilayah Sulawesi Selatan bagian timur,  Maluku. Tapi secara umum sebagainya besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan," ujarnya.

Kemudian, Fachri memaparkan secara umum, puncak musim hujan diperkirakan terjadi mulai Januari hingga Februari 2022. Namun, dia mengatakan, puncak musim hujan di Indonesia beragam. 

Baca Juga: Catat! Berikut Daftar Titik Evakuasi Jika Terjadi Tsunami 8 Meter Cilegon

Seperti di Sumatera Utara, Sumatera Barat,  Aceh, Riau, Bengkulu, Jambi puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember. 

Sementara puncak musim hujan di wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan, NTT, NTB dan Bali diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2022.

"Sumatera Selatan, Lampung sebagian besar Jawa antara Januari hingga Februari dan juga Kalimantan pada umumya Januari Februari.  Jadi Bali, NTT dan NTB puncak musim hujan Januari, Februari.  secara umum yang puncak musim hujan di Indonesia itu antara Januari hingga Februari," tutur dia.

Selain itu, Fachri menuturkan BMKG terus melakukan pemantauan siklon tropis melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC).

Pasalnya pada April 2021 lalu, wilayah NTT dilanda dampak siklon tropis seroja yang menimbulkan banyak korban jiwa. 

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Kalbar Hingga Seminggu ke Depan

"Kami terus memantau melalui Jakarta TCWC karena antara November hingga April adalah pertumbuhan siklon tropis di selatan," kata Fachri. 

"Dari beberapa catatan kejadian di Indonesia memang 2008 kita ada siklon, kemudian 2009, 2010 ada  2014, 2017, 2018, 2019, 2020, 2021 ada terus. Artinya apa? frekuensinya semakin intens, hampir setiap tahun ada. Ini yang perlu menjadi kewaspadaan dan terakhir 1 Desember kita ada pertumbuhan siklon tropis teratai di sebelah selatan Jawa," sambungnya. 

Fachri menyebut, dampak siklon tropis yang perlu diwaspadai yakni siklon tropis yang tumbuh di Samudera Hindia sebelah selatan Indonesia. Khusus di wilayah Bali, NTT dan NTB. Namun kata dia bukan berarti siklon tropis di tempat lain tidak memberika dampak.

"Contoh saat ini kita ada siklon tropis Nyatoh disekitar Filipina dampak tidak langsungnya di Indonesia bagian utara," kata Fachri.

Fachri melanjutkan, BMKG juga terus mengamati fenomena gelombang atmosfer. Kata dia dinamika gelombang atmosfer terdiri dari beberapa tipe yakni MJO (Madden Julian Oscillation, Gelombang Kelvin, Gelombang Rossby).

Kata Fachri, hingga 1 Desember 2021, fenomena tersebut cukup aktif di Indonesia sehingga berpotensi meningkatkan potensi curah hujan di wilayah Indonesia. 

"Hingga Dasrian 1 Desember 2021, potensi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia masih cukup tinggi," ucapnya.

Selain itu, pihaknya meminta masyarakat untuk waspada peningkatan curah hujan.

"Tanggal 4 (Desember)kita perlu waspada terutama di Kalimantan bagian selatan di pesisir barat, Sumatera bagian selatan, begitupun tanggal 5 Jawa terutama Jawa bagian barat yang perlu waspada," kata dia.

BMKG, kata Fachri, juga terus memantau gelombang laut. Pasalnya, gelombang laut yang cukup tinggi diprakirakan terjadi di selatan pulau Jawa dan Laut Natuna.

"Jadi gelombang laut juga kita pantau terus saat ini yang cukup tinggi di selatan pulau Jawa dan di Laut Natuna," katanya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI