Suara.com - Dalam putaran perundingan di Doha jilid kedua, Taliban kembali minta Amerika Serikat cairkan dana miliaran dolar yang dibekukan Washington. Afganistan terjerumus ke dalam krisis ekonomi dan perlu bantuan luar negeri.
Pihak Taliban sekali lagi menyerukan diakhirinya daftar hitam dan sanksi dari negara-negara barat, terutama dari Amerika Serikat. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi di Doha setelah putaran pembicaraan dengan AS kembali dilanjutkan.
Ini adalah konsultasi putaran kedua antara kedua belah pihak di Doha, sejak AS mengakhiri pendudukan 20 tahun di Afganistan dan kelompok Taliban mengambil alih kekuasaan.
"Kedua delegasi membahas masalah politik, ekonomi, manusia, kesehatan, pendidikan dan keamanan serta bagaimana menyediakan fasilitas perbankan dan uang tunai yang diperlukan," kata juru bicara kementerian luar negeri Afghanistan Abdul Qahar Balkhi lewat Twitter.
Baca Juga: Lawatan ke Afghanistan dan Ketemu Taliban, Jepang Pertimbangkan Buka Kembali Kedutaan
"Delegasi Taliban menjamin kepada pihak AS keamanan di Afganistan, dan mendesak agar uang milik Afganistan yang dibekukan harus dicairkan tanpa syarat, daftar hitam dan sanksi harus diakhiri dan masalah kemanusiaan dipisahkan dari masalah politik."
Ekonomi Afganistan praktis sudah bangkrut Washington menyita hampir $9,5 miliar aset milik bank sentral Afganistan.
Juga Dana Moneter Internasional IMF dan Bank Dunia menangguhkan kegiatan mereka di negara itu, menghentikan program bantuan dan sekaligus menahan cadangan senilai $340 juta yang dicairkan IMF pada Agustus lalu.
Ekonomi Afganistan saat ini praktis sudah bangkrut, dengan pegawai negeri tidak dibayar selama berbulan-bulan dan perbendaharaan negara tidak mampu membayar impor barang.
PBB memperingatkan sekitar 22 juta orang, atau lebih dari setengah populasi, akan menghadapi kekurangan pangan "akut" di bulan-bulan musim dingin.
Baca Juga: 100 Hari Taliban Berkuasa: Kelaparan, Kemiskinan, Keamanan Hantui Masyarakat Afghanistan
Pemimpin pemerintah Taliban Mullah Mohammad Hassan Akhund termasuk di antara mereka yang menjadi sasaran sanksi AS.
Pihak AS bersikeras mempertahankan langkah-langkah sanksi terhadap Taliban itu dan mengatakan, pihaknya mengambil langkah-langkah untuk meneruskan bantuan langsung kepada warga Afganistan.
AS: Bantuan kemanusiaan tetap akan disalurkan
"Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa sanksi AS tidak membatasi kemampuan warga sipil Afganistan menerima bantuan kemanusiaan dari pemerintah AS dan komunitas internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.
"Departemen Keuangan telah mengeluarkan izin untuk mendukung aliran bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan kepada rakyat Afganistan dan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung kebutuhan dasar manusia."
AS mendesak Taliban untuk menyediakan akses pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan di seluruh negeri dan "menyatakan keprihatinan mendalam mengenai tuduhan pelanggaran hak asasi manusia".
AS juga mengingatkan Taliban akan komitmennya untuk tidak mengizinkan organisasi teroris beroperasi di wilayahnya dan untuk menjamin perjalanan yang aman bagi warga AS dari Afganistan.
Taliban menyebut pembicaraan di Doha "positif", dan mengatakan Muttaqi juga bertemu dengan duta besar Jepang dan Jerman untuk Afganistan di Doha. hp/as (afp, rtr)