Buntut Aksi Risma Paksa Anak Tunarungu Bicara, Para Pejuang Tuli: Kami Kecewa

Jum'at, 03 Desember 2021 | 10:23 WIB
Buntut Aksi Risma Paksa Anak Tunarungu Bicara, Para Pejuang Tuli: Kami Kecewa
Mensos Risma hadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial Tri Rismarini kembali menuai sorotan. Kali ini dirinya mendapat sorotan lantaran memaksa seorang anak yang menyandang tunarungu untuk berbicara di hadapan publik.

Kejadian tersebut turut menuai komentar dari para pejuang Tuli atau teman-teman penyandang disabilitas tuli. Mereka mengaku sangat kecewa dengan aksi Risma tersebut.

"Saya dan teman-teman jelas merasa sangat kecewa dengan apa yang dilontarkan oleh Ibu Risma karena Ibu telah menunjukkan perilaku audisme secara tidak sadar terhadap Tuli," kata Nimas, salah satu pejuang Tuli saat dihubungi, Jumat (3/12/2021).

Nimas menilai, memang para penyandang disabilitas tuli masih mempunyai mulut dan pita suara, namun bukan berarti pantas untuk dipaksa berbicara. Menurutnya, kemampuan berbicara penyandang disabilitas tuli itu bervariasi.

"Tuli ini tidak bisa disamaratakan atas kemampuan berbicara dan mendengar. Kami Tuli mempunyai bahasa yang indah dan ibu yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)," ungkapnya.

"Pernyataan dari Ibu Risma tersebut menganalogikan bahwa Ibu menyuruh orang netra untuk memaksimalkan diri untuk melihat, pengguna kursi roda/prostetik untuk memaksimalkan diri untuk berjalan tanpa kursi roda. Kami Tuli tersinggung dengan pernyataannya karena Ibu sendiri mudah sekali mengatakannya dan memiliki privilese sebagai orang dengar bukan berempati," sambungnya.

Sementara itu rekan Nimas yang juga seorang pejuang tuli, Christophorus Budidharma mengatakan, yang seharusnya dilakukan Risma sebagai Menteri Sosial mendukung penyandang tuli menggerakkan pemerintah dan masyarakat mengesahkan Bisindo.

"Kami Tuli berharap Ibu Risma mengorbankan waktu dan tenaga untuk mendalami dunia Tuli dan belajar BISINDO. Saranku, belajar BISINDO dan dunia Tuli sepaket," kata Christo.

Lebih lanjut, menurut Christo aksi Risma tersebut telah menimbulkan ketersinggungan, namun permintaan maaf saja belum cukup. Risma menurutnya harus membantu para penyandang disabilitas tuli menyebarluaskan bahasa isyarat Indonesia.

Baca Juga: Enggan Penyandang Disabilitas Jadi Korban Pemerkosaan, Alasan Risma Minta Tunarungu Bicara

"Untuk memutuskan lingkaran setan ini kami Tuli berharap permintaan maaf dari Ibu dapat diterima jika Ibu telah membantu menyebarluaskan dan mensosialisasikan tentang Bahasa Isyarat Indonesia dan dunia Tuli ke masyarakat Indonesia lewat sosial media, pers atau di acara hari Disabilitas Internasional 2021 karena Ibu Risma sendiri mempunyai peran dan pengaruh yang kuat di mata masyarakat Indonesia," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI