Suara.com - Seorang pengusaha berusia 52 tahun di India membangun sebuah rumah berbentuk replika kecil Taj Mahal yang ikonik untuk istrinya.
Anand Prakash Chouksey telah membangun "monumen cinta" - sebuah rumah dengan empat kamar tidur yang menyerupai keajaiban arsitektur marmer putih - di kota Burhanpur, negara bagian Madhya Pradesh, India tengah.
"Itu adalah hadiah untuk istri saya, tetapi juga untuk kota dan penduduknya," kata Chouksey kepada BBC.
Taj Mahal adalah sebuah makam yang dibangun pada abad ke-17 dengan kisah cinta di baliknya - kaisar dari kerajaan Mughal Islam yang berduka, Shah Jahan, membangun monumen itu untuk mengenang ratunya, Mumtaz yang meninggal saat kelahiran anak ke-14 mereka.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Belum Turun, India Sudah Buka Kembali Taj Mahal untuk Wisatawan
Sejak tahun 1983, Taj Mahal dinyatakan sebagai warisan dunia Unesco.
Terletak jauh di dalam properti Chouksey yang luas - sekitar 40-50 hektare tanah, termasuk sebuah rumah sakit - rumah itu telah menarik banyak pengunjung.
Monumen marmer yang menghabiskan biaya sekitar Rp3,7 miliar itu menjadi salah satu tempat wisata terbesar di India.
Baca juga:
- Ketika perkampungan kumuh di India lebih populer dari Taj Mahal
- Muslim yang bukan penduduk Agra dilarang salat Jumat di Taj Mahal
- Warna Taj Mahal berubah 'kehijauan' akibat polusi, pemerintah India didesak ambil tindakan
Sebelum pandemi, sekitar 70 ribu orang datang setiap hari, dari masyarakat umum, selebriti hingga pejabat.
Baca Juga: Lockdown Dicabut, Taj Mahal India Dibuka Kembali untuk Turis
Orang-orang berjalan di halaman rumput dan mengambil gambar, katanya. "Banyak orang juga mulai melakukan pemotretan pre-wedding mereka di sini," tambah Chouksey.
"Saya tidak menghentikan mereka karena di kota kami, kami adalah komunitas yang erat di mana semua saling mengenal. Jadi, rumah saya terbuka untuk semua orang."
Chouksey mengatakan, tidak semua pengunjung diizinkan masuk ke dalam rumah karena "bagaimanapun, itu adalah rumah kami dan kami tinggal di sana".
Namun terkadang, keluarga itu membuka pintu bagi tamu yang datang dan mengagumi interior rumah - motif bunga berliku yang menghiasi dinding dan lantai marmer, dan jendela lattice (susunan potongan kecil kaca seperti berlian) yang menyeluruh.
Rumah ini memiliki dua kamar tidur utama yang terletak di dua lantai terpisah.
Tidak lupa, terdapat juga perpustakaan dan ruang meditasi. Kemudian, ruang tamu memamerkan kolom marmer, tangga melengkung, dan langit-langit berlapis emas.
Meskipun Taj Mahal adalah inspirasi utama, Chouksey mengatakan desain interiornya tidak sepenuhnya Islami, tetapi juga dipengaruhi gaya kontemporer, yang terbukti dari pilihan sofa dan gorden.
Membangun replika monumen yang terkenal itu memakan waktu tiga tahun.
Chouksey dan istrinya juga melakukan banyak kunjungan ke kota Agra, di mana Taj berada, untuk mempelajari detail aspek dari mausoleum itu.
"Kami juga menggunakan banyak gambar 3D Taj Mahal di internet untuk membuatnya sendiri," tambah Chouksey.
Idenya adalah untuk membangun sesuatu yang serupa, namun dengan ukuran sepertiga lebih kecil dari monumen yang sebenarnya.
Chouksey bukanlah orang pertama yang terinspirasi oleh keindahan Taj Mahal.
Selama bertahun-tahun, orang-orang telah tertarik pada makam abad ke-17 yang tak lekang oleh waktu itu.
Pada 2013, seorang pensiunan pejabat pemerintah di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, juga membangun replika Taj Mahal untuk mengenang istrinya.
Tapi, Chouksey mengatakan rumahnya tidak didedikasikan untuk istrinya saja.
"Saat ini, ada banyak kebencian di negara kita. Orang-orang dipecah belah atas nama agama dan kasta," katanya.
Pemerintahan nasionalis Hindu dari Partai Bharatiya Janata (BJP) di bawah Perdana Menteri Narendra Modi telah secara luas dituduh mempolarisasi India di sepanjang garis isu agama, dan mendorong intoleransi.
Bahkan Taj Mahal telah terjebak di pusat bidik tembak- pada tahun 2017, seorang anggota parlemen BJP menyebut monumen itu sebagai "noda pada budaya India" yang dibangun oleh "pengkhianat".
Chouksey mengatakan dia ingin "menyebarkan cinta" di saat-saat yang menyedihkan seperti itu.
"Dan rumah ini bagi saya adalah simbol cinta itu - yang melampaui perbedaan sosial dan kebisingan politik kita."