Suara.com - Komandan Nasional Resimen Mahasiswa (Menwa) Ahmad Riza Patria angkat bicara soal kegiatan pembaretan Menwa UPN Veteran yang menewaskan satu orang mahasiswi D3 Fisioterapi angkatan 2020, Fauziah Nabila atau Lala. Riza mengakui memang ada pelatihan fisik dalam kegiatan itu.
Menurut Riza, memang latihan fisik diperlukan dalam pendidikan Menwa. Namun, porsinya tidak boleh terlalu banyak ketimbang materinya.
"Tidak boleh ada unsur kekerasan atau menonjolkan kegiatan fisik. Fisik dibutuhkan, tetapi tidak boleh dominan," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/12/2021).
Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menyebut mengingatkan agar Menwa di semua kampus tidak menonjolkan kekerasan dalam pelatihannya. Panitia harus membuat kegiatan yang lebih persuasif.
Baca Juga: Wagub DKI Anggap PPKM Level 2 Jakarta Upaya Cegah Penularan Omicron
"Kami minta semua bentuk proses pendidikan dan latin lebih mengedepankan kegiatan yang persuasif," katanya.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir kegiatan fisik di pelatihan Menwa sudah menunjukan perbaikan. Porsinya tidak lagi banyak seperti zaman dahulu.
"Sejak dulu ada saja kelompok, kegiatan sekolah, pendidikan, sejak lama ada yang seperti ini. Tapi sejauh ini, semakin ke sini semakin berkurang," pungkasnya.
Dia pun juga sudah meminta penelurusan dilakukan atas kejadian ini. Berdasarkan laporan yang diterima, kasus mahasiswa tewas itu disebutnya tidak ada unsur kekerasan.
"Kampus sudah menindaklanjuti apakah ada unsur-unsur lain di situ, tapi setelah dicek tidak ada unsur kekerasan," pungkasnya.
Baca Juga: Dapat Bocoran Reuni 212 Batal Digelar di Jakarta, Wagub DKI Ngaku Senang