Terombang-ambing 8 Hari, Dua Nelayan Iran Ini Berhasil Diselamatkan Angkatan Laut AS

Rabu, 01 Desember 2021 | 16:45 WIB
Terombang-ambing 8 Hari, Dua Nelayan Iran Ini Berhasil Diselamatkan Angkatan Laut AS
Momen ketika Angkatan Laut AS menyelamatkan dua nelayan Iran di teluk Oman.[Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil menyelamatkan dua nelayan Iran yang terombang-ambing di Teluk Oman selama delapan hari.

Menyadur The Sun Selasa (30/11/2021), para nelayan tersebut berhasil diselamatkan oleh awak USNS Charles Drew dan diberikan perawatan medis, makanan, dan air.

Penyelamatan tersebut berawal ketika Koalisi Maritim Internasional yang bermarkas di Bahrain dan Pasukan Maritim Gabungan, menerima panggilan darurat pada pukul 10.00 pagi waktu setempat.

Satu jam kemudian, Angkatan Laut AS menerima panggilan darurat dari anggota koalisi dan langsung menuju ke titik yang disampaikan.

Baca Juga: Pelajar Lepaskan Tembakan Membabi Buta di Sekolah, Tiga Temannya Tewas

Kedua nelayan tersebut langsung dipindahkan ke kapal penjaga pantai Oman di dekat Muscat dan dilaporkan dalam keadaan sehat dan bersemangat.

"Inilah yang kami latih dan siap lakukan,” kata Wakil Laksamana Brad Cooper, komandan Komando Pusat Angkatan Laut AS.

"Sebagai pelaut profesional, kami memiliki tanggung jawab untuk membantu orang yang membutuhkan di laut," sambungnya.

Media dan pejabat Iran dilaporkan tidak mengomentari penyelamatan Angkatan Laut AS tersebut karena ketegangan antara kedua negara.

Pembicaraan nuklir tidak langsung antara negara-negara tersebut dan lainnya harus dimulai kembali pada awal pekan ini di Wina.

Baca Juga: Dorr...Dorr! Tiga Siswa SMA Di AS Tewas Ditembak Teman Sendiri

AS dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik sejak 1979 tetapi kesepakatan nuklir penting ditandatangani pada 2015.

Kesepakatan itu membatasi kemampuan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

Selama masa kepresidenan Donald Trump, AS menarik diri dari perjanjian pada tahun 2018.

Setelah serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds elit Iran pada tahun 2020, Iran mengumumkan bahwa mereka juga akan mundur dari kesepakatan itu.

Sejak itu, Iran telah menggenjot produksi uraniumnya. Namun, negara itu bersikeras bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI