Suara.com - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengungkap kejahatan seksual daring terhadap anak dengan modus operandi menggunakan perantara game Free Fire.
S (21) yang menjadi tersangka, mengumpulkan video korban sebagai koleksi pribadi untuk memuaskan hasrat seksualnya.
"Jadi memang saat ini masih berkisar kepentingan pribadi," kata Kasubdit I (Dittipidsiber) Bareskrim Polri, Kombes Reinhard Hutagaol saat dihubungi wartawan , Rabu, (1/12 2021).
Berdasarkan hasil pendalaman, sejauh ini belum ditemukan pelaku menjual video korban ke pihak lain. Masih dipergunakan untuk kepentingan pribadi pelaku.
Seperti pemberitaan sebelumnya, Kasubdit V Dittipidsiber Bareskrim Polri, Kombes Pol Hutagaol menyebutkan ada 11 anak di bawah umur yang menjadi korban kejahatan seksual online dengan tersangka berinisial S, laki-laki berusia 21 tahun.
"Tersangka S melakukan kejahatan seksual anak dengan memanfaatkan salah satu game online free fire, di mana sasarannya adalah anak perempuan di bawah umur," kata Hutagaol di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (30/11/2021) kemarin.
Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Orang tua korban yang melapor berada di Papua.
Orang tua korban melaporkan adanya konten pornografi di ponsel milik anaknya serta adanya percakapan asusila melalui aplikasi Whatsapp yang dilakukan tersangka S, teman game online korban.
![Free Fire. [Suara.com/Dicky Prastya]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/19/35490-free-fire.jpg)
Kemudian laporan tersebut ditindaklanjuti KPAI dengan membuat laporan ke Bareskrim Polri pada tanggal 22 September 2021. Dittipidsiber Bareskrim Polri melakukan penelusuran hingga keberadaan S diketahui berada di wilayah Kalimantan Timur.
Baca Juga: Ketika Game Free Fire Dijadikan Modus Kejahatan Seksual
"Jadi modus operandinya, tersangka bermain game bersama dan mengiming-imingi akan memberikan diamond kepada korban," kata Hutagaol.