Suara.com - Wakil Ketua MPR RI, Arsul Sani, turut mengomentari soal rencana adanya gelaran Reuni Akbar 212. Ia menilai jika acara itu benar-benar ingin digelar disarankan agar adanya pembatasan secara fisik.
"Saya kira begini ya, soal reuni ini pertama menurut saya di mana mana ini gathering kan dilakukan secara fisik dibatasi, jadi menurut saya kalaupun itu mau diijinkan harus ada pembatasan secara fisik," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/11/2021).
Arsul menilai, acara reuni tersebut selebihnya bisa digelar secara daring. Menurutnya, platform elektronik harus dimanfaatkan oleh panitia reuni 212 mengingat masa pandemi covid belum berakhir.
"Selebihnya kan bisa disiarkan secara dengan berbagai platform elektronik untuk bisa kemudian diikuti oleh seluruh Indonesia, itu kan bisa rekor juga dimuseumkan museum MURI misalnya lewat plaform youtube, ditonton oleh pada saat yang bersamaan diikuti oleh 10 juta orang," ungkapnya.
Lebih lanjut, Arsul mengutip salah satu prinsip dalam ajaran agama Islam soal menjaga kemudaratan.
"Menghindarkan kerusakan kemudaratan termasuk sakit itu harus lebih diutamakan daripada mengambil manfaat," tandasnya.
Rencana Reuni 212
Sebelumnya, Panitia Reuni 212 mengurungkan niatnya untuk menggelar Reuni Akbar 212 di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Sebagai gantinya, mereka akan menggelar Reuni Akbar 212 di Masjid Az Zikra, Bogor, Jawa Barat.
Dalam keterangan pers yang diterima Suara.com, pihak panitia sudah mengupayakan untuk bisa menggelar Reuni Akbar 212 di Lapangan Monas serta bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat. Panitia juga mengklaim telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak supaya rencananya itu bisa terwujud.
Baca Juga: Soal Izin Reuni 212, Polri Tunggu Kabar Pengelola Masjid Az Zikra dan Satgas Covid-19
Namun karena tidak mendapatkan lampu hijau dari pihak kepolisian, maka pihak panitia mengubah lokasinya.