Novel Baswedan Ungkap Ada Dugaan Kolusi dalam Bisnis Tes PCR di Indonesia

Senin, 29 November 2021 | 18:20 WIB
Novel Baswedan Ungkap Ada Dugaan Kolusi dalam Bisnis Tes PCR di Indonesia
Novel Baswedan. Novel Baswedan Ungkap Ada Dugaan Kolusi dalam Bisnis Tes PCR di Indonesia.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eks Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengaku sudah melakukan pendalaman dalam dugaan bisnis PCR. Temuan awal Novel yakni adanya dugaan kolusi dalam dugaan bisnis tes PCR tersebut.

"Saya dan kawan-kawan melakukan penyelidikan singkat, menemui pihak-pihak yang mengetahui soal hal ini, yang tentunya ketika di sana, ketika saya dan kawan-kawan bisa mulai memahami lebih jelas soal bahwa ada dugaan kolusi, atau korupsi maka ini jadi hal menarik," kata Novel dalam jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (29/11/2021).

Novel menyebut ketika di tengah pandemi Covid-19, seluruh negara sangat memerlukan tes PCR. Apalagi, kata Novel, di Indonesia diduga ada indikasi pihak-pihak memonopoli bisnis PCR. Sehingga, harga tes PCR di Indonesia dianggap terlalu mahal. Ditambah pembebanan biaya bisnis PCR di Indonesia sangat membebankan keuangan negara dan masyarakat.

"Saya yakin barangkali ada di masyarakat yang butuh (tes PCR) dan meminjam uang. Sangat menyedihkan untuk kita," ungkapnya.

Kaukus Masyarakat Sipil untuk Demokrasi Dan Keadilan saat jumpa pers di kawasan Cikini, Jakpus. Sejumlah tokoh yang tergabung di antaranya Novel Baswedan, Politikus Gerindra Ferry Juliantono dan Refly Harun. (Suara.com/Welly Hidayat)
Kaukus Masyarakat Sipil untuk Demokrasi Dan Keadilan saat jumpa pers di kawasan Cikini, Jakpus. Sejumlah tokoh yang tergabung di antaranya Novel Baswedan, Politikus Gerindra Ferry Juliantono dan Refly Harun. (Suara.com/Welly Hidayat)

Lebih lanjut, pemahaman Novel terkait tes PCR bahwa untuk membuat laboratorium PCR sebetulnya tidak terlalu rumit. Tetapi dengan Laboratorium yang cukup sederhana itu bisa dilakukan. Namun, dengan adanya dugaan KKN dalam bisnis PCR sehingga seperti dimainkan hasil tes dengan biaya yang juga cukup mahal.

"Sampai kita semua harus menunggu 2-3 hari. Kalau mau lebih cepat bayarnya lebih mahal. Ini masalah serius. Tentunya Ketika hal sepenting ini dikuasai oleh pihak-pihak tertentu dan kemudian diambil keuntungan untuk pribadi atau kelompok-kelompok tentu ini masalah serius bukan dilihat sebagai hal sepele," kata Novel.

"Karena itu ini menjadi hal yang sangat penting untuk diusut lebih jelas," imbuhnya. 

Novel kekinian tergabung dalam Kaukas Masyarakat Sipil Untuk Demokrasi Dan Keadilan untuk membantu melakukan auditor dalam bisnis tes PCR. Apalagi, Kaukas Masyarakat Sipil kini tengah memberikan layanan akses kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk bersedia diaudit.

Kaukus Masyarakat Sipil memberikan akses kepada Luhut setelah mengklaim bersedia diaudit dan telah membantah terlibat dalam bisnis PCR. 

Baca Juga: Dugaan Bisnis PCR, Novel, Ferry hingga Refly Tantang Luhut dan Erick Bersedia Diaudit

Luhut dan Erick Tohir Diduga Berbisnis Tes PCR

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI