Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dalam menghadapi ketidakpastian di tahun 2022, pemerintah harus merancang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang responsif dan antisipatif, serta fleksibel.
Selain itu Jokowi juga meminta jajaran untuk berinovasi dan mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi.
"Kita (pemerintah) harus merancang APBN tahun 2022 yang responsif, yang antisipasif dan juga fleksibel selalu berinovasi dan mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi dengan tetap menjaga tata kelola yang baik," ujar Jokowi dalam Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2022 dari Youtube Sekretariat Presiden, Senin (29/11/2021
Jokowi menyebut, APBN tahun 2022 memiliki peran sentral. Pasalnya sebagai Presidensi G20, Indonesia harus menunjukkan kemampuan dalam menghadapi perubahan iklim, terutama dalam pengurangan emisi dan gerakan perbaikan lingkungan secara berkelanjutan.
Baca Juga: Pembangunan Jembatan Selambai Jauh dari Target, Bantuan APBN Diduga Sia-sia
"Kita (Indonesia) harus menunjukkan aksi nyata, komitmen kita pada green dan sustainable ekonomi," ucap Jokowi.
Selain itu, Jokowi menuturkan APBN tahun 2022 juga harus mendorong kebangkitan ekonomi nasional dan mendukung reformasi struktural.
Karena itu pemerintah akan fokus pada enam kebijakan utama. Pertama, yakni melanjutkan pengendalian Covid-19 dengan tetap memprioritaskan sektor kesehatan.
"Kedua, menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial bagi masyarakat kurang mampu dan rentan," kata dia.
Ketiga, pemerintah kata Jokowi juga akan fokus pada peningkatan SDM yang unggul. Keempat yaitu melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kemampuan adaptasi teknologi.
Baca Juga: BI Beli SBN Rp 143,32 Triliun untuk Biayai APBN 2021
Kelima, fokus kebijakan pemerintah yakni penguatan desentralisasi fiskal untuk peningkatan dan pemerataan kesejahteraan antar daerah.
"Keenam, melanjutkan reformasi penganggaran dengan menerapkan zero based budgeting agar belanja lebih efisien," lanjut Jokowi.
Kepala Negara kembali mengingatkan, pada tahun 2022, semua jajaran harus tetap mempersiapkan diri menghadapi risiko Pandemi Covid-19 yang masih membayangi dunia dan Indonesia
"Ketidakpastian di bidang kesehatan dan perekonomian harus menjadi basis kita dalam membuat perencanaan dan melaksanakan program," katanya.