Novel Bamukmin Sebut Penolak Reuni 212 Sebagai Penista Agama, Tuai Reaksi Keras di Medsos

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 29 November 2021 | 14:54 WIB
Novel Bamukmin Sebut Penolak Reuni 212 Sebagai Penista Agama, Tuai Reaksi Keras di Medsos
Jubir PA 212 Novel Bamukmin. [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Sekretaris Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin baru-baru ini menyebut para penentang Reuni 212 adalah penista agama.

Hal itu lantas menimbulkan beragam reaksi di media sosial. Salah satu reaksi keras muncul dari pegiat media sosial Chusnul Chotimah.

Lewat cuitannya, ia mencoba menyindir Novel dengan menanyakan apakah agama yang dimaksud ialah Reuni 212 atau bukan.

"Tolak reuni 212 = penista agama. Maaf ini maksudnya agama mereka reuni 212?" kata Chusnul Chotimah melalui akun Twitter pribadinya pada Minggu, 29 November 2021.

Baca Juga: Beri Respons Menohok soal Reuni 212, Ketua MUI Cholil Nafis: Acaranya Tidak Penting

Suasana aksi reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta, Senin (2/12/2019). Reuni tersebut digelar untuk lebih mempererat tali persatuan umat Islam dan persatuan bangsa Indonesia. ANTARA FOTO/Aruna/Adm/ama. (ANTARA FOTO/ARUNA)
Suasana aksi reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta, Senin (2/12/2019). Reuni tersebut digelar untuk lebih mempererat tali persatuan umat Islam dan persatuan bangsa Indonesia. ANTARA FOTO/Aruna/Adm/ama. (ANTARA FOTO/ARUNA)

Sebelumnya, muncul tudingan bahwa kegiatan Reuni 212 didanai oleh ormas terlarang yakni Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Novel Bamukmin yang juga tergabung sebagai panitia Reuni 212 tegas membantah tudingan tersebut. Ia lantas menyebut kelompok yang menentang Reuni 212 adalah komunis gaya baru yang hadir di Indonesia.

"Kelompok yang anti terhadap reuni 212 itu jelas kelompok pendukung atau memang penista agama yang dibungkus agama, padahal aslinya hanya komunisme," ujar Novel pada Senin, 22 November 2021, dikutip dari terkini.id -- jaringan suara.com.

Novel Bamukmin mengatakan bahwa kelompok yang menolak Reuni 212 itu punya niatan mengganti Pancasila dengan ideologi lain.

"Mereka ingin mengganti dengan trisila dan ekasila melalu RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) dan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila)," tegasnya.

Baca Juga: Reuni 212 Bukan Hanya Milik Umat Islam, Ini 3 Alasannya

Di kesempatan berbeda Novel Baswedan sempat membeberkan tuntutan utama Reuni 212 yang akan digelar pada 2 Desember 2021 itu.

Salah satu tuntutan yang akan mereka sampaikan adalah kebebasan pendiri FPI, Muhammad Rizieq Shihab. Tak hanya itu, PA 212 juga akan menyuarakan kasus penembakan enam laskar FPI yang hingga saat ini masih belum dituntaskan.

"Tujuh juta orang akan hadir karena massa 212 sudah kangen untuk reuni dan dengan momen yang sangat penting, yaitu untuk membebaskan Imam Besar Habib Rizieq Shihab, serta usut tuntas pembantaian enam laskar FPI," kata Novel Bamukmin.

"Karena massa 212 sudah (banyak) yang kangen untuk reuni dan dengan momen yang sangat penting," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI