Suara.com - Pada hari Jumat, virus corona varian Omicron (dulu disebut B.1.1.529) ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian (VOC) oleh WHO.
Menyadur The Guardian Minggu (28/11/2021), mutasi varian ini mengkhawatirkan karena ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian yang sama.
Varian Omicron diidentifikasi pada hari Selasa dan terkait dengan lonjakan jumlah kasus di provinsi Gauteng di Afrika Selatan, daerah perkotaan yang berisi Pretoria dan Johannesburg, dalam dua minggu terakhir.
Meskipun awalnya terkait dengan Gauteng, varian Omicron tidak berasal dari sana. Sampel paling awal menunjukkan varian ini dikumpulkan di Botswana pada 11 November.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona B.1.1.529 Muncul di Afrika, Bagaimana di Indonesia?
Ilmuwan mengatakan konstelasi mutasi yang tidak biasa menunjukkan itu mungkin muncul selama infeksi kronis dari orang yang mengalami gangguan kekebalan, seperti pasien HIV/Aids yang tidak diobati.
Varian Omicron memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakannya, dua kali lipat dari jumlah yang dibawa Delta. Pada awal minggu ini, ada lonjakan kasus di Afrika Selatan dari 273 kasus pada 16 November menjadi lebih dari 1.200.
Lebih dari 80% di antaranya berasal dari Gauteng dan analisis awal menunjukkan varian tersebut dengan cepat menjadi strain dominan. Sejauh ini, sebagian kasus yang dikonfirmasi di Afrika Selatan, Botswana dan Hong Kong.
Kasus lebih lanjut terdeteksi pada Kamis malam di Israel dari seseorang yang kembali dari Malawi dan dua kasus lainnya yang juga dicurigai di negara itu.
Pada hari Jumat, Belgia mendeteksi kasus pada seseorang yang telah melakukan perjalanan ke Mesir dan Turki.
Baca Juga: Cegah Varian Baru, Sufmi Dasco: Perlu Pembatasan Perjalanan dari Afrika Selatan