Suara.com - Kemunculan varian baru virus Corona yaitu varian Omicron di Afrika Selatan dan beberapa tempat lain menimbulkan kewaspadaan di kalangan pemimpin dunia.
Meskipun mengimbau masyarakat untuk tak panik, pemerintah Indonesia tetap memikirkan langkah-langkah terbaik untuk menghalau varian baru tersebut masuk dan menyebar di tanah air.
Melansir dari wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, pemerintah Indonesia tidak akan mengambil kebijakan lockdown.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebut kebijakan lockdown justru kontraproduktif, melihat pengalaman dari beberapa negara yang pernah menerapkannya.
Baca Juga: Jelang Nataru Putih Sari Minta Masyarakat Berkaca pada Kasus Covid-19 Sebelumnya
"Pengalaman lockdown tidak menyelesaikan masalah, malah serangannya (COVID-19) yang lebih banyak," kata Luhut dikutip Suara.com, Senin (29/11/2021).
Alih-alih menerapkan lockdown, pemerintah, menurut Luhut lebih memilih opsi pembatasan kegiatan masyarakat atau dikenal dengan istilah PPKM.
Meskipun begitu, kewaspadaan tetap ditingkatkan oleh pemerintah termasuk salah satunya dengan memperketat pintu masuk, memperpanjang waktu karantina hingga melarang WNA dari berbagai negara yang sudah sudah terinfeksi varian tersebut.
Untuk diketahui, hingga saat ini sudah ada 13 negara yang mengkonfirmasi adanya warga yang tertular virus corona varian baru itu. Dari negara-negara tersebut, paling banyak berasal dari Afrika Selatan.
"Kita dengan PPKM itu ada keseimbangan dan itu jadi lebih baik," ujarnya.
Baca Juga: Kunjungi UNWTO, Puan Maharani Sebut Pariwisata Indonesia Membaik
Sementara itu, Luhut pemerintah sudah melakukan antisipasi agar varian baru tersebut tidak masuk ke Indonesia.
Selain meminta agar masyarakat tidak panik, Luhut juga tak henti mengimbau masyarakat untuk meningkatkan protokol kesehatan.
"Saya ingin mengingatkan sekali lagi, bahwa masyarakat tidak perlu panik dalam menyikapi varian Omicron ini," ujar Luhut.
Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Prof. Amin Soebandrio menyebut varian yang disebut lebih menular ini belum masuk ke Indonesia.
"Varian baru ini memang sudah dideteksi dalam beberapa minggu ke belakang. Dari laporan yang sudah ada itu ditemukan pertama kali di Botswana," ungkapnya.
"Saya sudah cek belum ada varian baru ini yang masuk ke Indonesia," tegasnya.
Meski belum terdeteksi di Indonesia, Prof. Amin mengatakan Pemerintah perlu lakukan antisipasi guna mencegah penularan varian baru tersebut.
"Saya kira langkah yang diambil Pemerintah sudah tepat ya. Artinya kita mencegah jangan sampai ada virus tersebut yang terbawa dari orang luar negeri," ungkapnya.
"Jadi, buat mereka yang datang ke sini harus dilakukan screening secara lebih ketat. Itu sebabnya masa karantina perlu diperpanjang, dan beberapa prosedur PCR juga diperkuat," pungkasnya.