Cara Jadi Guru ala Rasulullah SAW

Dany Garjito Suara.Com
Jum'at, 26 November 2021 | 17:39 WIB
Cara Jadi Guru ala Rasulullah SAW
Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru merupakan sebuah profesi yang mulia, di mana tidak dapat disamai oleh profesi lain apapun dalam hal keutamaan dan kedudukan. Semakin bermanfaat materi ilmunya, maka akan semakin tinggi pula kemuliaan dan derajat pemiliknya. Dan ilmu yang paling mulia secara mutlak adalah ilmu syari’at, baru kemudian diikuti dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, masing-masing sesuai dengan tingkatannya

Tugas seorang guru tidak sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik saja. Tapi menjadi seorang guru merupakan tugas yang berat dan sulit, tetapi akan mudah bagi siapa yang dimudahkan Allah SWT. Tugas tersebut menuntut seorang guru harus bersifat sabar, amanah, tulus, dan mengayomi yang di bawahnya. Hendaklah seorang guru yang baik itu, meneladani cara mengajar ala Nabi Muhammad SAW karena beliaulah suri teladan bagi umat manusia.

Ada beberapa karakter-karakter yang hendaknya dimiliki oleh seorang guru:

  1. Membangun dan menanamkan prinsip mengikhlaskan ilmu dan amal hanya untuk Allah SWT. Berapa banyak ilmu yang bermanfaat dan amalan-amalan yang mulia untuk umat, namun pemiliknya tidak mendapatkan bagian manfaat darinya sedikitpun dan hilang begitu saja bersama hembusan angin bagaikan debu yang beterbangan. Yang demikian itu disebabkan karena pemiliknya tidak mengikhlaskan ilmu dan amal mereka serta tidak menjadikannya di jalan Allah SWT.
  2. Sifat jujur adalah sebuah mahkota di atas kepala seorang guru. Jika sifat itu hilang maka dirinya akan kehilangan kepercayaan manusia akan ilmunya dan pengetahuan yang disampaikan. Kejujuran seorang guru akan terlihat pada konsekuensi tanggung jawab yang dipikul di atas pundaknya, di antaranya adalah mentransfer pengetahuan lengkap beserta dengan hakikat dan pengetahuan-pengetahuan yang dikandungnya kepada para generasi penerus. Sehingga berdusta kepada siswa akan menjadi perintang dalam proses penyampaian ilmu dan menghilangkan kepercayaan dan efeknya juga akan merambat ke masyarakat.
  3. Berakhlak mulia dan terpuji.
  4. Bersikap tawadhu'. Jika seseorang muslim memerlukan sikap tawadhu‘ supaya sukses dalam hubungan vertikalnya dengan Allah SWT, kemudian hubungan horizontalnya dengan masyarakat, maka tingkat kebutuhan seorang guru kepadanya lebih tinggi dan lebih kuat karena profesinya yang bersifat ilmu, pengajaran, dan pengarahan mengharuskan adanya komunikasi dengan anak didik dan dekat dengan mereka.

Melansir tayangan di kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 27 Juli 2018, Buya Yahya menyampaikan kajian tentang cara jadi guru ala Rasulullah.

Baca Juga: 6 Cara Cek Resi Wahana, Mudah dan Cepat

"Tidak cukup kita menyampaikan ilmu dengan kecerdasan kita, atau kefasihan lisan kita, tidak cukup. Di situ yang dibutuhkan adalah yang pertama cara pandang kita", ungkap Buya Yahya. 

"Menyampaikan ilmu ini bukan action, bukan main film. Tapi menyampaikan ilmu ada maksud, ada tujuan untuk menyampaikan ilmu mengamalkan ilmu karena Allah", Buya Yahya menambahkan. 

Menurut Buya Yahya, setiap guru yang hendak menyampaikan ilmu kepada murid harus memandang murid tersebut dengan kasih sayang. Bukan pandangan meremehkan dan merendahkan. 

"Kapan seorang ustadz memandang murid atau orang yang ingin belajar kepadanya dengan pandangan meremehkan atau merendahkan, langsung jatuh itu pangkatnya ustadz", Buya Yahya menjelaskan.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

Baca Juga: Sifat Nabi Muhammad dalam Memimpin Umat Islam: Istiqomah Teguh Memegang Prinsip

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI