"Kakek Xi Jinping sangat sibuk dengan pekerjaan, tetapi terlepas dari kesibukannya, dia tetap bergabung dengan aktivitas kami dan peduli dengan pertumbuhan kami."
"
Xi berbagi kenangan penuh emosional ketika bergabung dengan Perintis Muda China — organisasi pemuda PKC — pada tahun 1960. Dia kemudian mengajak pembaca untuk menggambarkan perasaan mereka sendiri tentang menjadi bagian dari Perintis Muda, sehingga mendorong kaum muda untuk bergabung.
Buku teks menggunakan ilustrasi komik untuk membuat konten ideologis lebih menarik. Dalam beberapa ilustrasi ada siswa yang duduk di meja saling mengajarkan harapan Kakek Xi untuk menjadi orang yang "bermoral baik" dan yang "rajin dan hemat".
Buku-buku tersebut juga menekankan pentingnya mengembangkan pengetahuan tentang "sains dan teknologi", serta menjadi "kreatif dan inovatif".
Anak-anak harus mengembangkan identitas kewarganegaraan yang baik untuk menjadi apa yang disebut oleh buku tersebut sebagai "pembangun dan penerus sosialisme yang berkualitas". Retorika anak-anak sebagai harapan bangsa ini telah digunakan sejak akhir abad kesembilan belas.
Penekanan pada "kualifikasi" menunjukkan bahwa anak-anak harus memenuhi harapan yang ditetapkan oleh Xi. Buku pelajaran menyiratkan bahwa ini hanya mungkin karena kakek Xi terus merawat mereka.
Citra Kakek Xi sebagai "teman besar" ini adalah bentuk propaganda yang lebih lembut daripada yang terlihat selama Revolusi Kebudayaan Mao. Propaganda yang ditujukan kepada anak-anak selama Revolusi Kebudayaan memposisikan Partai sebagai orang tua pengganti.
Ini juga menyoroti kekerasan anak-anak saat mereka berjuang untuk tujuan sosialis. Barisan Muda Merah menyanyikan lagu-lagu patriotik dan membaca Buku Merah Kecil. Ritual ini mendorong kultus kepribadian Mao.
Baca Juga: KTT ASEAN-Cina: Presiden Xi Jinping Janji Tak Menindas Negara-negara Kecil
Masih harus dilihat apakah kurikulum sekolah baru ini merupakan tandamendewakan Xi di masa depan.