"Sebagian orang menganggap cara ini sebagai 'pangapora' alias 'kulo nuwun'. Maka, Kiai Abdul Basith lantas mengajak Gus Dur ke komplek pemakaman tersebut, tidak jauh. Lokasinya berada di bawah rerimbun dua pohon sawo, di depan Masjid Jamik."
Kiai Abdul Basith lantas menyebut makam di depan masjid itu merupakan tempat peristirahatan terakhir Kiai Muhammad Asy-Syarqawi.
"'Yang ini, Gus!' kata Kiai Abdul Basith seraya menunjuk ke makam tertentu."
Gus Dur pun langsung mendekati dan duduk di samping makam. Ia bersiap melantunkan doa. Namun, Gus Dur mengurungkan niatnya begitu melihat nama yang tertera dalam nisan itu.
"Maka, Gus Dur pun menghampiri makam yang dimaksud, duduk di sebelah barat nisan sisi utara, menghadap ke timur."
Ternyata, itu bukan merupakan makam Kiai Muhammad Asy-Syarqawi, melainkan seorang perempuan. Gus Dur pun merasa sedang digoda oleh Kiai Abdul Basith, dan menegurnya dengan guyon.
"Eh, selang beberapa detik, Gus Dur bangkit dan menatap Kiai Abdul Basith sambil tersenyum lebar. 'Ayolah, Kiai, Panjenengan itu jangan suka godain saya. Makam ini isinya perempuan."

Mendengar itu, Kiai Abdul Basith hanya tersenyum karena godaannya terbongkar Gus Dur. Ia akhirnya menunjukkan makam Kiai Muhammad Asy-Syarqawi yang sebenarnya.
"Akhirnya, Kiai Abdul Basith pun senyum-senyum, menyadari sudah menggoda Gus Dur namun ketahuan juga. Kiai Abdul Basith pun menunjukkan makam Kiai Muhammad As-Syarqawi yang sebenarnya, sebuah makam bernisan besar, berada bagian barat pemakaman."
Baca Juga: Kisah Sedih Nenek Keliling Jual Beras, Sempat Dikira Pengemis
Gus Dur pun mengikuti petunjuk sahabatnya itu dan segera pindah ke duduk di samping makam Kiai Muhammad Asy-Syarqawi.