Melansir tayangan di kanal YouTube Sumber Kajian yang diunggah pada 8 November 2021, Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang perbedaan nikmat dan istidraj.
"Ketika Allah sayang kepadamu, maka diujilah imanmu. Ketika datang sakit, kehilangan, Allah ingin membersihkan dosa-dosamu", ungkap Ustadz Abdul Somad.
"Ada yang paling mengerikan dalam hidup ini namanya istidraj. Apa itu? Sholat tak pernah, tapi rezeki lancar. Ngaji tak mau tapi karir melejit. Puasa tidak pernah, sedekah tidak, zakat tidak, tapi umur tetap panjang dan sehat wal afiyat. Hati-hati, itu namanya istidraj", Ustadz Abdul Somad menambahkan.
Dengan demikian pengertian istidraj adalah ketika seorang muslim banyak melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan. Ia terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal dirinya semakin lalai dalam menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya.
Ada beberapa ciri-ciri istidraj, dan yang paling sering dijumpai adalah perilaku malas beribadah, namun terasa begitu nikmat menjalani hidup. Misalnya, seorang muslim jarang atau bahkan tidak pernah menunaikan sholat wajib, namun pekerjaannya berjalan lancar.
Ia juga berkecukupan dari segi materi, serta menjalani hidup yang layak. Sesungguhnya, kelancaran rezeki yang diterima adalah ujian dari Allah SWT, apakah dirinya akan terus terjebak atau mulai berpikir dari mana datangnya semua nikmat dalam hidup.
Tanda lain tertimpa istidraj adalah dilimpahi oleh ketenangan hidup, sementara diri sendiri tak lepas dari kegiatan maksiat. Orang-orang yang terjebak dalam istidraj justru menyombongkan kenikmatan hidup yang berhasil diperoleh dan merasa tenang berbuat maksiat karena tidak sedikit pun kenikmatan hidupnya terasa berkurang.
Ternyata, sakit termasuk bentuk nikmat dari Allah SWT. Jadi, orang-orang yang jarang terkena penyakit bisa jadi termasuk golongan yang tertimpa istidraj. Merasa tubuh dan jiwanya selalu sehat, orang-orang biasanya akan lalai dan terlena pada urusan duniawi semata.
Baca Juga: Amalan yang Lebih Hebat dari Mati Syahid, Kata UAS
Seperti itulah perbedaan nikmat dan istidraj yang mungkin dapat disalahartikan oleh banyak orang. Untuk itu, kita perlu terus meningkatkan level keimanan sebagai umat Muslim.