Suara.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, di Jakarta Rabu (24/11/2021).
Dalam pertemuan tersebut keduanya melakukan penandatangan rencana kemitraan strategis periode 2022-2027 terkait pertahanan, kesehatan, perdagangan hingga lingkungan.
"Kami telah menandatangani Plan of Action for the Deepening of Strategic Partnership between Indonesia-France for the Period of 2022-2027. Beberapa prioritas dalam Rencana Aksi tersebut antara lain kerja sama di sektor kesehatan, pertahanan, perubahan iklim, energi dan maritim," ujar Retno dalam jumpa pers secara virtual, Rabu (24/11/2021).
Retno menuturkan kerja sama di sektor kesehatan akan dilanjutkan dalam konteks memperkuat arsitektur kesiapan dunia dalam menghadapi pandemi yang akan datang.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Tekanan Darah Rendah atau Hipotensi
Untuk vaksin, Retno mengatakan Indonesia mengapresiasi rencana tambahan dukungan vaksin sebesar 1 juta dosis dari Prancis.
"Sebelumnya Prancis telah memberikan dukungan 3.8 juta dosis vaksin AstraZeneca kepada Indonesia," ucap Retno.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Retno dan Jean juga membahas mengenai pentingnya perdagangan yang adil, terbuka dan non-diskriminatif.
Perdagangan yang adil, terbuka dan non-diskriminatif kata dia akan berkontribusi banyak bagi pemulihan ekonomi.
"Perdagangan yang adil, terbuka dan non-diskriminatif akan sangat membantu pencapaian target SDGs yang menyisakan waktu 9 tahun lagi," tutur Retno.
Baca Juga: Self Injury: Melukai Diri Sebagai Coping Mechanism yang Salah di Kalangan Remaja
Ia pun menekankan agar berbagai kebijakan ekonomi hijau ditempatkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Karena kata Retno, hanya dengan demikian sustainbility yang sesungguhnya akan dapat tercapai.
"Selain itu kita juga harus mencegah penyalahgunaan isu lingkungan sebagai hambatan bagi perdagangan," ucap Retno.
Kolaborasi percepatan transisi energi kata Retno juga dibahas. Retno menjelaskan bahwa transisi energi merupakan salah satu prioritas presidensi G20 Indonesia.
Retno menuturkan transisi energi bukan merupakan opsi, namun merupakan sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, kolaborasi diperlukan untuk mendukung proses transisi tersebut, antara lain melalui investasi dan transfer teknologi.
"Dalam kaitan ini, saya sangat mengapresiasi komitmen Prancis untuk mendukung pendanaan bagi proyek transisi energi di Indonesia sebesar 500 juta Euro. Komitmen ini akan ditandatangai hari ini antara Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, PT PLN, dan Agen Pembangunan Prancis atau AFD," kata Retno.
Lanjut Retno, Indonesia dan Prancis juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan. Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Perancis telah menandatangani kerja sama pertahanan pada Juni 2021.
Retno juga menyebut pada Selasa (23/11/2021) Menhan Prabowo telah melakukan pertemuan dengan Menlu Prancis membahas kerja sama di bidang pertahanan
Dalam pertemuan, Retno menyampaikan ulang apa yang disampaikan Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Presiden Macron pada bulan Oktober di Roma, mengenai pentingnya alih teknologi joint development and production dalam kerja sama pertahanan.
"Dan kita juga membahas penguatan mekanisme pertemuan bilateral kedua negara dengan melibatkan bidang pertahanan, dan kita sepakat untuk memulai pertemuan atau mekanisme 2+2 Meeting mulai tahun depan," katanya.