Penyelesaian HKAN juga diharapkan dapat memotivasi gerakan kolektif menjadikan konservasi sebagai gaya hidup anak muda di era digital, new life style for young generation.
Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat menyampaikan terima kasih atas pemilihan NTT sebagai lokasi penyelenggaraan even nasional HKAN. Dengan penyelenggaraan ini telah membantu menggerakkan roda perekonomian di Provinsi NTT.
Dirinya pun menegaskan sangat mendukung upaya konservasi alam yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tentu dibarengi dengan pelibatan aktif masyarakat agar perekonomian dapat meningkat.
"Konservasi tidak bisa berjalan sendirian tanpa pemahaman masyarakat, Kalau pemerintah dan masyarakat tidak paham konservasi maka sia sia adanya," ucapnya.
Contohnya, satwa komodo sebagai hewan eksotis yang hanya terdapat di NTT dapat menjadi tidak seberharga saat ini jika masyarakat tidak diberi pengetahuan tentang konservasi.
Salah satu binatang purba ada di NTT yaitu komodo. Cuma karena tidak tahu konservasi maka komodo banyak dikasih makan, maka komodo akan menjadi jinak, bahkan jika dibiarkan terus dapat dibudidayakan hingga menjadi komoditas konsumsi.
"Kita tidak ingin itu, kita ingin komodo tetap menjadi hewan liar. Komodo yang liar itulah yang mahal," tegas Victor.
Peringatan HKAN 2021 ini berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 22 - 24 November 2021. Pada hari ketiga puncak Peringatan ini diluncurkan aplikasi digital Wisata Alam Indonesia yang nanti dapat diunduh di Play Store (Android) dan AppStore (Apple), masyarakat dapat mengetahui daftar Wisata Alam di kawasan konservasi alam seluruh Indonesia beserta dengan informasi bagaimana cara mencapainya, dan kemampuan untuk booking tiket dan reservasi secara online.
Peluncuran aplikasi digital ini juga menjadi salah satu cara penerapan reservasi wisata alam yang memperhatikan penghitungan daya dukung kawasan melalui e-booking, menerapkan e-ticketing secara cashless and touchless untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengunjung kawasan konservasi, menghindari mass tourism, serta sebagai salah satu tindakan pecegahan penyebaran Covid-19.
Baca Juga: BKSDA Jambi Berhasil Merelokasi Si Belang dari Desa Air Hitam
Pada peringatan puncak ini juga dilakukan penandatanganan kerjasama antar Dirjen KSDAE dan Gubernur NTT untuk penguatan pengelolaan berkelanjutan Pariwisata di TN Komodo. Pada kesempatan ini juga dilakukan pemberian apresiasi bagi para mitra yang telah melakukan berbagai upaya konservasi alam di bidang masing-masing juga pelepasliaran enam ekor Elang paria (Milvus migrans) oleh Wakil Menteri LHK, dan Gubernur NTT.