Suara.com - Seorang pria di China mengungkapkan jika dirinya masuk dalam daftar hitam sebuah restoran all-you-can-eat karena makan terlalu banyak.
Menyadur BBC News Rabu (24/11/2021), pria itu, yang hanya dikenal sebagai Kang, mengatakan kepada Hunan TV bahwa dia dilarang datang ke restoran Handadi Seafood BBQ Buffet di kota Changsha.
Kang dilarang masuk oleh pihak restoran setelah sempat berkunjung beberapa kali dan dinilai menghabiskan banyak makanan.
Kang mengungkapkan dia makan 1,5 kg kaki babi saat kunjungan pertamanya dan 3,5 kg hingga 4 kg udang pada kunjungan lain.
Baca Juga: Melestarikan Uighur dari Kepunahan Lewat Kuliner dan Bahasa
Kang mengatakan restoran itu bersikap diskriminatif kepada food vlogger dan orang-orang yang bisa makan banyak.
"Saya bisa makan banyak, apakah itu salah?" kata Kang dan menambahkan bahwa dia tidak menyia-nyiakan makanannya.
Pemilik restoran all-you-can-eat tersebut mengatakan kepada Hunan TV bahwa Kang telah membuat usahanya rugi dan mengeluarkan banyak biaya.
"Setiap kali dia datang ke sini, saya kehilangan beberapa ratus yuan," katanya.
"Bahkan ketika dia minum susu kedelai, dia bisa minum 20 hingga 30 botol. Ketika dia makan kaki babi, dia menghabiskan seluruh nampannya. Dan untuk udang, biasanya orang menggunakan penjepit untuk mengambilnya, dia menggunakan nampan untuk mengambilnya," ungkapnya.
Baca Juga: Pernyataan Luhut soal TKA China Disorot, Politisi Demokrat: Giliran Salah Ngajak-Ngajak
Pemilik restoran tersebut juga mengungkapkan bahwa ia tidak hanya melarang Kang, namun juga semua influencer yang akan melakukan live streaming langsung dari restorannya.
Kisah ini sedang tren di media sosial Tiongkok dan telah ditonton lebih dari 250 juta kali di Weibo dan mengundang beragam komentar.
Beberapa mengatakan bahwa pihak restoran tidak boleh menjadi restoran all-you-can-eat jika mereka tidak mampu membelinya, sementara yang lain merasa kasihan pada pemilik restoran.
Tahun lalu pemerintah China mulai menindak influencer makanan, dan video semacam itu akan dilarang total di negara tersebut.
Aturan tersebut muncul setelah Presiden Xi Jinping meminta orang-orang untuk berjuang melawan limbah makanan, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kekurangan makanan.
Pada bulan April, Komisi Pusat bagian Inspeksi Disiplin meminta platform berbagi video untuk mengambil tindakan terhadap video mukbang.