Suara.com - Sosok Ki Hajar Dewantara tak asing lagi di telinga para masyarakat Indonesia. Tapi tahukah kalian bagaimana profil Ki Hajar Dewantara selengkapnya?
Pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia ini memiliki segudang jasa untuk putra dan putri penerus bangsa. Bahkan ia menjadi salah satu orang yang berjasa dalam terbentuknya Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini profil Ki Hajar Dewantara, yang jasanya dapat kita kenang selama peringatan Hari Guru Nasional 2021.
Baca Juga: Kumpulan Pantun Hari Guru Nasional untuk Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Ki Hajar Dewantara adalah cucu dari Sri Paku Alam III dan putra dari GPH Soerjaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dan diberi nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.
Riwayat Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Hidup menjadi bangsawan, Ki Hajar Dewantara bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah rendah untuk anak-anak Eropa. Selanjutnya, ia meneruskan pendidikan di School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Dokter Jawa.
Sayangnya, karena kondisi kesehatannya yang tak baik, ia akhirnya tidak bisa menyelesaikan studinya tersebut. Berikut ini daftar sekolah formal Ki Hajar Dewantara:
- Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Belanda III.
- Kweek School (Sekolah Guru) di Yogyakarta.
- School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA)
Di kalangan keluarga dan masyarakat sekitar, ia dikenal sebagai sosok yang sederhana dan dekat dengan rakyat. Ia sangat menyukai belajar mengajar terutama budaya lokal sebagai cara untuk mencapai kesetaraan sosial-politik dalam masyarakat kolonial.
Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Hari Guru Nasional 2021, Kirim ke Grup WA dan Status IG
Profesi di Dunia Jurnalistik
Profesi Ki Hajar Dewantara selama hidupnya menggeluti profesi di dunia jurnalistik. Bahkan tulisannya sudah dimuat di beberapa surat kabar hingga majalah seperti Sediotomo, de Express, Oetoesan Hindia, Midden Java, Tjahaja Timoer, Kaoem Moeda, dan Poesara terkait pemikirannya mengenai hal-hal sosial-politik di tengah masyarakat dan penjajah.
Kemudian ia pun mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1992 sebagai sarana pendidikan masyarakat bumiputera. Tak hanya itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial juga politik.
Di tahun 1908 ia tercatat aktif di organisasi Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan pentingnya kesatuan dan persatuan dalam bangsa juga negara.
Pendiri Indische Partij
Indische Partij merupakan partai politik pertama beraliran nasionalisme di Indonesia. Ia didirikan oleh Ki Hajar Dewantara dan Danudirdja Setyabudhi atau Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo pada 25 Desember 1912 dengan tujuan agar Indonesia segera merdeka.
Meski begitu, hal ini ditentang oleh Belanda karena dianggap menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat. Namun, Ki Hajar Dewantara tak tinggal diam. Ia lantas membentuk Komite Boemipoetra pada November 1912.
Lagi-lagi langkahnya ini menuai penolakan, Ki Hajar Dewantara lantas menuliskan kritiknya melalui artikel berjudul Een voor Allen maar Ook Allen voor Een atau (Satu untuk semua, tetapi semua untuk satu juga) dan Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda).
Akibatnya, Ki Hajar Dewantara harus dihukum dan dibuang di Pulang Bangka oleh Belanda.
Perguruan Nasional Taman Siswa
Usai kembali dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara dan teman-temannya mendirikan perguruan tinggi nasional yakni National Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada Juli 1922 sebagai wadah memperoleh pendidikan bagi pribumi kelas bawah agar memiliki hak sama dengan para priyayi maupun orang Belanda.
Meskipun tak mudah, dengan dukungan masyarakat Indonesia dan kerja keranya, akhirnya Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1950) bahkan mendapat gelar doktor honoris dari Universitas Gajah Mada (1959) sekaligus diangkat sebagai pahlawan nasional.
Wafat
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada 26 April 1959 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta.
Untuk mengingat jasa-jasanya, tanggal 28 November 1959, Ki Hajar Dewantara dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Hari kelahirannya pun diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Demikian profil Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia yang jasanya patut kita kenang saat momen Hari Guru Nasional 2021.
Kontributor : Lolita Valda Claudia