Suara.com - Pemerintah terus berupaya menjaga perekonomian nasional ditengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini. Ancaman penularan virus ini pun membuat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto cukup ketar-ketir.
Atas hal ini Airlangga bilang perkembangan penularan Covid-19 yang kembali melonjak di kawasan Eropa menjadi perhatian pemerintah.
“Covid-19 belum berakhir dan dengan berbagai variannya. Di Eropa itu menimbulkan gelombang yang keempat," ujarnya secara virtual, Senin (22/11/2021).
Selanjutnya, ekonomi Indonesia juga akan berhadapan dengan isu geopolitik dan perekonomian global yang mana perang dagang masih berlanjut saat pandemi Covid-19 hingga ancaman kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yaitu tapering yang dilakukan The Fed.
Baca Juga: Dokter Top AS Minta Definisi Vaksinasi Penuh Covid-19 Diubah, Tidak Cukup Hanya Dua Dosis
The Fed nantinya akan mulai menurunkan tingkat pembelian obligasi pemerintah (treasury) sebesar USD 10 miliar per bulan bank sekuritas berbasis hipotek atau MBS sebesar USD5 miliar dan dilanjutkan hingga Juni 2022.
Serta, kenaikan harga energi yang berpotensi menimbulkan krisis energi juga menjadi sorotan pemerintah.
"Kita ketahui energi sempat harganya minus namun kenaikan energi ini diperkirakan juga sangat berpengaruh terhadap negara kita terutama terkait dengan subsidi energi," ungkapnya.
Di sisi lain, Airlangga menambahkan, isu perubahan iklim juga akan menghantui perekonomian global yang tentunya akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Bahkan, hal itu menjadi ancaman jangka panjang yang harus diantisipasi.
Baca Juga: Eropa Dilanda Kerusuhan Demo Anti-Lockdown, Toko-toko Di Prancis Dijarah Pendemo