Polri Pastikan Data Anggota dan Servernya Aman Pasca Beredar Informasi Diretas Hacker

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Senin, 22 November 2021 | 07:21 WIB
Polri Pastikan Data Anggota dan Servernya Aman Pasca Beredar Informasi Diretas Hacker
Tampilan akun Twitter peretas data diduga data Polri, Kamis (18/11/2021). (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polri mengklaim keamanan data anggota hingga server dan aplikasi kepolisian kekinian dalam kondisi aman. Ini menyusul klaim peretas asal Brazil mengaku telah membobol data anggota Korps Bhayangkara tersebut.

"Intinya untuk server data, aplikasi-aplikasi Polri serta sistem keamanan semuanya hingga saat ini aman," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (22/11/2021).

Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri kata Dedi, sebelumnya telah melakukan pendalaman terkait pembobolan data Polri tersebut.

Dedi tidak menjelaskan lebih lanjut terkait keabsahan data yang diduga milik anggota Polri yang disebarkan oleh peretas di media sosial.

Baca Juga: Polri Buru Mafia Tanah di Indonesia, 61 Orang Jadi Tersangka

Namun ia memastikan saat ini data institusi Polri tersebut dalam keadaan aman.

"Aman untuk datanya," kata Dedi.

Dalam kasus ini, peretas asal Brazil yang menamai dirinya "son1x" dalam akun Twitternya mengaku telah berhasil membobol data pribadi anggota Polri beserta orang-orang terdekat dan keluarganya.

Dari penelusuran Antara Kamis (18/11), akun Twitter @son1x666 menuliskan unggahan "Polri- Indonesian National Police Hacked" 28k logins and personal information leaked".

Dalam unggahan tersebut, pemilik akun mencantumkan tiga tautan yang diduga berisi salinan data pribadi anggota Polri yang telah diretas.

Baca Juga: Database Kepolisian Bocor, Kejahatan Siber Marak Terjadi, ELSAM: Polri Perlu Investigasi

Jika tautan itu diklik, pengguna akan dialihkan ke tampilan website yang diduga dikelola oleh peretas, yang menyajikan data seperti nama, pangkat, tempat dan tanggal lahir, satuan kerja, status pernikahan hingga nomor register pokok serta beberapa data pribadi lainnya.

Dalam unggahannya, peretas mengaku melakukan aksi tersebut dengan alasan tidak mendukung pemerintahan dalam memperlakukan rakyatnya. Peretas mengaku aksi tersebut dilakukan setelah banyak orang yang menghubunginya berbicara tentang kehidupan masyarakat di Indonesia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI