Suara.com - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM mengklaim bertanggungjawab atas tewasnya satu anggota TNI di Yahukimo, Papua.
Mereka juga mendesak pemerintah Kabupaten Yahukimo untuk tidak memberikan izin pembangunan Mako Brimob dan Koramil.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom menyebut penembakan itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIT.
"Penembakan terhadap dua anggota kelompok teroris bersenjata yaitu TNI/POLRI itu benar dan pasukan saya yang tembak," kata Sebby dalam keterangannya, Minggu (21/11/2021).
Baca Juga: TNI Ditembak Mati OPM, Jenazah Sertu Ari Akan Diterbangkan ke Kampung Halaman di Kendal
Sebby mengemukakan Yahukimo merupakan wilayah perang pembebasan nasional bangsa Papua untuk merebut kemerdekaan. Atas hal mereka mendesak warga non Papua untuk meninggalkan Yahukimo.
"Yahukimo termasuk dalam perhitungan 34 KOMNAS TPNPB-OPM, maka perang jelas tidak akan berhenti," katanya.
"Pemerintah daerah Kabupaten Yahukimo dalam hal ini Bupati, Wakil Bupati, dan SKDA berhenti memberikan ijin pembangunan Mako Brimob di Yahukimo serta Koramil di Suruh-Suruh," imbuhnya.
Telah Dievakuasi
Dua prajurit TNI Sertu Ari Baskoro dan Kapten Infanteri Arviandi tertembak pada Sabtu (20/11) kemarin. Satu di antaranya, yakni Sertu Ari tewas.
Baca Juga: Koramil Suru-suru Diserang TPNPB-OPM, Satu Prajurit TNI Gugur Tertembak
Jenzah Sertu Ari dan Kaoten Infanteri Ariandi yang terluka telah dievakuasi dari Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo ke Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Evakuasi dilakukan dengan pesawat milik Semuwa Air.
Setiba di Bandara Sentani, jenazah Sertu Ari diterbangkan ke Surabaya untuk selanjutnya diantar ke kampung halamannya di Kendal, Jawa Tengah.
Sementara itu, Kapten Infanteri Arviandi yang menjabat Komandan Koramil Suru-suru dirawat di RST Marthen Indey Jayapura. Kedua korban merupakan anggota Kodam Iskandar Muda Banda Aceh.