Atlet Legenda Verawaty Fajrin Wafat, Anies Curhat Masa Kecil Nonton Bulu Tangkis

Minggu, 21 November 2021 | 14:48 WIB
Atlet Legenda Verawaty Fajrin Wafat, Anies Curhat Masa Kecil Nonton Bulu Tangkis
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. [Instagram @aniesbaswedan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga ikut berduka atas kepergian atlet bulu tangkis legendaris, Verawaty Fajrin. Ia mengaku ikut berbelasungkawa atas peristiwa ini.

Menurutnya, Verawaty Fajrin adalah sosok atlet berprestasi yang menjadi panutan banyak orang. Ia bahkan sudah pernah meraih juara dunia ketika masih bermain.

"Kita menyampaikan bela sungkawa ibu Herawati fajrin seorang Srikandi bulutangkis Indonesia yang membawa rasa bangga kepada bangsa dan negara lewat kiprah nya di dunia perbulutangkisan," ujar Anies di Kampung Tengah, Jakarta Timur, Minggu (21/11/2021).

Anies pun mengenang ketika masih kecil suka menonton bulu tangkis, termasuk ketika Verawaty bertanding.

Baca Juga: Begini Proses Pengobatan Kanker Paru, Penyakit yang Diderita Verawaty Fajrin

"Saya ketika itu masih sekolah dan kalau Herawati main itu kita semua nonton dengan penuh semangat. Seorang pemain yang tangguh, yang ulet," jelasnya.

Usai melihat semangat para atlet yang bertanding, Anies mengaku kerap kali malah jadi ingin ikut bermain.

"Kita semua di kampung yang kalau abis nonton mereka main terus jadi ingin main badminton. Itu demam badminton itu muncul setiap kali mereka-mereka habis main," tuturnya.

Ia pun mendoakan agar keluarga atau yang ditinggalkan Verawaty diberi kesabaran, serta amal ibadahnya diterima.

"Kita doakan semoga ditinggikan derajatnya disisi Tuhan dan keluarga yang ditinggal kan diberi kekuatan," pungkasnya.

Baca Juga: Legenda Bulutangkis Indonesia Verawaty Fajrin Meninggal Dunia

Legenda bulu tangkis Indonesia, Verawaty Fajrin. [Antaranews]
Legenda bulu tangkis Indonesia, Verawaty Fajrin. [Antaranews]

Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia olahraga Indonesia. Legenda bulu tangkis Verawaty Fajrin meninggal dunia di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Minggu pagi, sekitar pukul 06.58 WIB.

"Innaalillaahi wa inna ilaihi rojiun. PBSI dan keluarga besar bulu tangkis Indonesia turut berduka cita atas berpulangnya salah satu pahlawan bulu tangkis Indonesia, Verawaty Fajrin. Almarhumah adalah pemain yang berjasa besar mengangkat prestasi bulu tangkis Indonesia di pentas dunia. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna dalam keterangan tertulisnya.

Verawaty Fajrin merupakan mantan pemain yang sarat prestasi hebat. Dia berpulang dalam usia 64 tahun setelah sempat menjalani perawatan akibat sakit kanker paru-paru. Sampai akhir hayatnya, Vera meninggalkan suami Fadjriansyah Bidoein, seorang anak Fidyandini dan dua cucu.

Rencananya, jenazah Vera akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu siang, diberangkatkan dari rumah duka Kavling DKI Cipayung yang berlokasi di Jalan Durian Blok T 1 No. 23 RT 01 / 08, Cipayung, Jakarta Timur. Sebelumnya, almarhumah disalatkan di Masjid Al Islam, di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.

Sederet prestasi telah dibukukan Vera semasa membela skuad Merah Putih. Pada tunggal putri, mantan atlet kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1957 ini menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Dia menjadi kampiun usai di final mengalahkan rekannya, Ivana Lie, 11-1, 11-3.

Setahun sebelumnya, bersama Imelda Wigoena, Vera juga merenggut juara All England 1979 setelah menekuk Atsuko Tokuda/Mikiko Takada (Jepang) 15-3, 10-15, 15-5. Mereka pun menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England setelah Minarni/Retno Kustiyah yang melakukannya pada 1968. Bersama Imelda pula, Vera merebut emas SEA Games Manila 1981.

Bersama Imelda pula, Vera sukses merebut medali emas Asian Games VIII tahun 1978 di Bangkok. Pada babak final, mereka mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming (China). Sebelumnya, mereka juga memenangi titel Denmark Terbuka 1978.

Di luar itu, masih banyak prestasi besar yang dicatat Vera. Bersama Eddy Hartono, Vera sebelumnya juga ikut mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989. Mereka menjadi penentu kemenangan tim Garuda 3-2 atas Korea Selatan di final setelah mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee 18-13, 15-3. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI