Dijual Peretas hingga Diubah jadi Situs Judi, Pengamat Sebut Keamanan Siber Polri Lemah

Kamis, 18 November 2021 | 13:48 WIB
Dijual Peretas hingga Diubah jadi Situs Judi, Pengamat Sebut Keamanan Siber Polri Lemah
Dijual Peretas hingga Diubah jadi Situs Judi, Pengamat: Sistem Keamanan Siber Polri Lemah. Ilustrasi hacker atau peretas. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar keamanan siber Pratama Persadha menyebut jika sistem keamanan siber Polri sangat lemah hingga kerap menjadi sasaran dari kelompok peretas atau hacker. Terbaru, peretas asal Brasil telah membobol data anggota Polri hingga keluarganya.

Dia mengatakan, peretasan yang dilakukan pun beragam mulai dari pengubahan penampilan (deface), mengubah menjadi situs judi online bahkan pencurian database anggota Polri.

Database personel Polri masih dijual di forum internet RaidForum dengan bebas oleh pelaku yang mempunyai nama akun "Stars12n". Pada forum itu juga diberikan sampel data untuk bisa diunggah secara gratis.

Terkait hal itu, Pratama menilai Polri harus segera meningkatkan keamanan siber agar kejadian pembobolan data tidak terjadi lagi. 

"Polri harus belajar dari berbagai kasus peretasan yang pernah menimpa institusinya. Agar bisa lebih meningkatkan Security Awareness dan memperkuat sistem yang dimilikinya. Karena rendahnya awareness mengenai keamanan siber merupakan salah satu penyebab mengapa banyak situs pemerintah yang jadi korban peretasan," kata Pratama, Kamis (18/11/2021).

Tampilan akun Twitter peretas data diduga data Polri, Kamis (18/11/2021). ANTARA/Laily Rahmawaty
Tampilan akun Twitter peretas data diduga data Polri, Kamis (18/11/2021). ANTARA/Laily Rahmawaty

Chairman lembaga riset siber Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) tersebut mengatakan bahwa setidaknya kondisi itu bisa dilihat dari anggaran dan tata manajemen yang mengelola sistem informasi.

Ia menganggap di lembaga yang masih tidak memprioritaskan keamanan siber, penanggungjawab sistem informasi tidak diberikan perhatian besar.

Berbeda dengan di perusahaan teknologi, biasanya sudah ada direktur yang membawahi teknologi dan keamanan siber, itupun mereka masih mengalami kebobolan akibat peretasan.

"Di Tanah Air, upaya perbaikan itu sudah ada, misalnya pembentukan CSIRT (Computer Security Incident Response Team). CSIRT inilah nanti yang banyak berkoordinasi dengan BSSN saat terjadi peretasan."

Baca Juga: Ribuan Data Polri Diduga Bocor, Hacker Sediakan Link Daftar Pelanggaran Anggota

Bareskrim Turun Tangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI