FBI Temukan 15 Botol Misterius Berlabel Cacar di Sebuah Laboratorium Besar AS

Kamis, 18 November 2021 | 13:38 WIB
FBI Temukan 15 Botol Misterius Berlabel Cacar di Sebuah Laboratorium Besar AS
Ilustrasi virus.[Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Biro Investigasi Federal (FBI) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sedang menyelidiki penemuan botol berlabel cacar di sebuah laboratorium.

Menyadur Yahoo News Rabu (17/11/2021), petugas menemukan sedikitnya 15 botol yang dianggap dipertanyakan karena berlabel cacar.

Belasan botol tersebut ditemukan di lemari pendingin milik fasilitas Merck Philadelphia pada Selasa (16/11/2021).

Menurut laporan yang dikirim ke pimpinan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengatakan botol tersebut diberi keterangan "Hanya Untuk Penggunaan Resmi".

Baca Juga: Botol Misterius Berlabel Cacar Ditemukan di Lab Amerika, FBI Turun Tangan

Lima dari botol diberi label bertuliskan cacar dan 10 diberi label sebagai vaccinia. Belasan botol tersebut segera diamankan oleh petugas.

Penemuan botol-botol itu memicu penguncian fasilitas, yang sejak itu telah dicabut. FBI dan CDC meluncurkan penyelidikan yang masih berlangsung.

Cacar dianggap sangat mematikan sehingga hanya dua laboratorium di dunia yang berwenang untuk menyimpan sampel virus, satu di Rusia dan yang lainnya di CDC Atlanta.

Para ilmuwan telah berdebat selama bertahun-tahun apakah akan menghancurkan sampel yang tersisa, dengan alasan bahaya kecelakaan.

Para ilmuwan khawatir jika terjadi kecelakaan, dapat melepaskan penyakit yang telah diberantas sejak tahun 1970-an tersebut.

Baca Juga: Perluas Cakupan Vaksinasi, Indonesia Bisa Tiru Trik Singapura dan Amerika Serikat

Mereka yang mendukung penyimpanan sampel berpendapat jika sampel itu diperlukan untuk mengembangkan vaksin baru.

CDC akan mengambil botol tersebut dan membawanya ke fasilitas lain untuk diuji. Tidak ada personel yang dilaporkan terkena materi tersebut.

DHS dan FBI belum memberikan tanggapan resmi mengenai penemuan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI