Botol Misterius Berlabel Cacar Ditemukan di Lab Amerika, FBI Turun Tangan

Rabu, 17 November 2021 | 16:05 WIB
Botol Misterius Berlabel Cacar Ditemukan di Lab Amerika, FBI Turun Tangan
Ilustrasi laboratorium. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah botol misterius berlabel 'cacar' ditemukan di freezer sebuah laboratorium milik Merck di Pennsylvania.

Menyadur The Sun Rabu (17/11/2021), 15 botol misterius itu ada di lemari es dengan 10 diberi label sebagai "Vaccinia" dan lima sisanya diberi berlabel "Smalpox" atau cacar yang mematikan.

Yahoo News melaporkan botol-botol itu segera diamankan dan penemuan botol misterius itu membuat lab dikunci.

Cacar dianggap sangat berbahaya sehingga hanya dua laboratorium di dunia yang diizinkan untuk menyimpan sampel virus, dengan satu di Rusia dan yang lainnya di CDC di Atlanta, Georgia.

Baca Juga: Mengenal Cacar Air & Herpes Zoster: Penyakit Berbeda yang Disebabkan oleh Virus Sejenis

Para ilmuwan telah berdebat apakah ada sampel cacar yang tersisa karena bahaya yang tidak diketahui yang dapat ditimbulkannya.

Ilustrasi penelitian. (Dok : Istimewa)
Ilustrasi laboratorium. (Dok : Istimewa)

Hanya sebagian kecil orang Amerika yang divaksinasi Cacar dan mereka yang memiliki kekebalan akan berkurang.

CDC akan tiba di lokasi untuk mengambil botol dan akan membawanya ke fasilitas lain untuk pengujian. Baik CDC maupun FBI tidak berkomentar secara terbuka.

Cacar pernah menjadi penyakit global umum yang menyebabkan pembuluh darah kecil di kulit, mulut dan tenggorokan terinfeksi dan menyebabkan noda mengerikan yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Selama abad ke-20 cacar mengakibatkan 300-400 juta kematian dan pada tahun 1967 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 15 juta orang menderita penyakit ini dan dua juta meninggal pada tahun itu.

Baca Juga: 8 Cara Rawat Luka Cacar Air Agar Tak Berbekas

Untungnya setelah berbagai kampanye vaksinasi selama abad ke-19 dan ke-20, cacar dianggap telah diberantas secara global pada tahun 1979 oleh WHO.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI