Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai sikap aparat kepolisian yang menolak laporan Tina (bukan nama sebenarnya), korban yang diduga dianiaya atasannya semakin menegaskan tagar ‘#PercumaLaporPolisi. Tagar itu sempat trending di media sosial, Twitter pasca kasus dugaan pencabulan anggota ASN kepada anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Tina diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan bosnya. Namun saat dia mengadu Polsek Metro Kebayoran Baru, laporannya diduga ditolak. Polisi berdalih, korban tidak memilik barang bukti, dan terduga pelaku bisa melapor balik Tina menggunakan Undang-Undang ITE.
“Kejadian tersebut kembali menegaskan tagar #PercumaLaporPolisi,” kata Peneliti KontraS, Rozy Brilian saat dihubungi Suara.com, Selasa (16/11/2021).
Kata Rozy, Tina melapor ke polisi, karena masih menaruh kepercayaan kepada korps Bhayangkara, dengan harapan mendapatkan perlindungan.
“Tetapi jika melihat responsnya, polisi malah mengecilkan posisi korban, membuat pesimis, tidak mencari solusi. Hal ini begitu jauh dari semboyan pelindung dan pengayom masyarakat,” tegasnya.
Rozy juga menyoroti, pernyataan dari kepolisian, yang menyatakan terduga pelaku berpotensi melaporkan balik korban menggunakan UU ITE.
Menurutnya, pihak polisi hanya perlu memproses laporan itu, tanpa menakuti korban dengan UU ITE. Apalagi, Polri, Kejaksaan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengeluarkan Surat Keputusan Berama (SKB) terkait implementasi UU ITE.
“Seharusnya kepolisian tidak membuat takut korban dengan UU ITE, karena ada semangat untuk restorative justice terhadap pelaporan UU ITE,” ujar Rozy.
Sebelumnya, Tina mendapati pengalaman yang tidak mengenakan saat melaporkan tindak kekerasan yang dialaminya pada Senin (15/11/2021) kemarin. Terduga pelaku merupakan bosnya di sebuah tempat pelatihan hewan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Laporan Ditolak Polisi hingga Diketawai, Begini Kronologi Karyawati di Kemang Dianiaya Bos
Peristiwa ini pun diungkapkan oleh Iren, rekan Tina. Kejadian terjadi di ruangan sang atasan, pada saat itu Tina dan bosnya hanya berdua, sehingga tidak saksi yang melihat kejadian tersebut.