Laporan Ditolak Polisi hingga Diketawai, Begini Kronologi Karyawati di Kemang Dianiaya Bos

Selasa, 16 November 2021 | 17:46 WIB
Laporan Ditolak Polisi hingga Diketawai, Begini Kronologi Karyawati di Kemang Dianiaya Bos
Laporan Ditolak Polisi hingga Diketawai, Begini Kronologi Karyawati di Kemang Dianiaya Bos. Ilustrasi penganiayaan. (Unsplash/Ari Spada)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kekerasan di lingkungan kerja diduga terjadi di sebuah pusat pelatihan hewan peliharaan di Kemang, Jakarta Selatan. Sang atasan yang merupakan seorang pria berusia sekitar 40 tahun tega menendang perut karyawatinya. Bahkan diduga karyawan yang menjadi korban lebih dari satu orang. 

Kasus ini pun terungkap saat korban, Tina (bukan nama sebenarnya) didampingi rekannya Iren melapor ke Polsek Kebayoran Baru (Taman Puring), Jakarta Selatan. Namun sayangnya laporan itu tidak diterima polisi dengan dalih terduga pelaku merupakan orang kaya dan berpotensi melapor balik korban dengan Undang-Undang ITE.

Kata Iren, kekerasan yang dialami rekannya, Tina, terjadi pada Senin (15/11/2021) kemarin. Saat itu Tina diminta untuk menghadap ke ruangan sang atasan sambil membawa berkas laporan. 

Sesampainya, Tina menyerahkan laporan tersebut dan sang bos kemudian membacanya. Dari pengakuannya ke Iren, sang bos marah dan langsung menendang bagian perut Tina. Belum diketahui secara pasti penyebab sang atasan marah kepada korban. 

Baca Juga: Cerita Karyawati Ngaku Laporan Ditolak, Ngadu Dianiaya Bos Tapi Malah Ditertawai Polisi

“Dia (Tina) bilang, tiba-tiba baca laporan  yang dia buat, bosnya marah, terus ditendang gitu,” ujar Iren saat dihubungi Suara.com, Selasa (16/11/2021).

Seusai mendapat tindak kekerasan itu, Iren keluar dari ruang bosnya sambil sesenggukan dengan mata sembab. 

“Dia keluar matanya sembab sambil tahan tangis,” imbuh Iren.

Dari pengakuan Tina kepada Iren, bosnya tersebut memang dikenal temperamental di lingkungan kerjanya. 

“Jadi setiap kali dia (terduga pelaku) marah langsung main pukul. Entah mukul, entah ngelempar benda, benda yang ada di dekat dia, dia lempar. Teman saya (Tina) di tendang pakai sepatu sama dia ke arah perut,” kata dia. 

Baca Juga: Kebakaran di Asrama Polisi Sijunjung Diduga Akibat Ledakan Tabung Gas

Bahkan karyawan yang menjadi korban kekerasan terduga pelaku diduga lebih dari satu orang, salah satunya seorang pria  yang bekerja sebagai OB di kantor tersebut. 

Sebelum mendatangi kantor polisi, Iren dan Tina sebenarnya sudah mengajak OB tersebut untuk turut melapor. Namun pria itu menolak, takut kehilangan pekerjaannya dan takut dipidanakan balik terduga pelaku. Apalagi saat ini, istri OB tersebut sedang hamil. 

“Kami mengajak OB melaporkan biar ada saksi.  Terus nyoba kontak OB-nya. Terus dia  dibilang ‘saya takut juga mba saya ini orang enggak punya mbak.’ Enggak mau dia,” kata Iren. 

Diduga, OB tersebut dipukuli di dalam mobil, bahkan hingga saat mereka hendak melapor pekerja kebersihan itu masih mengeluhkan sakit. 

“OB-nya itu sampai kami melaporkan ke kepolisi tuh masih mengeluh sakit cuma OB tidak mau melapor karena takut istrinya lagi hamil kan, dia takut dipecat,” ujar Iren.

Laporan Ditolak dan Diketawai Polisi

Atas kejadian ini, Tina didampingi Iren melapor ke Polsek Metro Kebayoran Baru pada hari itu juga. Saat tiba mereka disambut tiga orang anggota polisi. 

“Tiga orang polisi ini itu dari awal tidak respect lah apalagi ketika kami menyebutkan tempat tinggal bosnya ini yang orang kaya itu,” kata Iren saat dihubungi Suara.com, Selasa. 

Kepada Iren dan Tina, salah satu anggota polisi lantas berkata, jika laporan mereka bisa berpotensi dilaporkan  balik dengan menggunakan pasal UU ITE. 

“Orang kaya kan bisa seenaknya bisa melapor balik terus abis itu mbak mau diancam UU ITE dilaporkan  balik,” kata Iren menirukan pernyataan polisi. Bahkan saat menyampaikan hal itu, anggota polisi tersebut seolah tidak menghargai Tina sebagai korban. 

 “Mereka itu ngomongnya sambil enggak respect sambil ngetawain terus mereka bilang, ‘makanya jangan kerja berdua doang dalem ruangan.’ Jadi kami direndahkan,  kebetulan teman saya ini perempuan kan,” ungkap Iren. 

Mendapat hal itu dan sikap kepolisian yang tidak berorientasi kepada korban, Tina, kata Iren merasa takut. Apalagi ancaman pidana yang berpotensi dapat menjeratnya. 

Salah satu anggota polisi juga sempat berkata dengan kalimat, “Sampean jangan bilang ke masyarakat kita menolak laporan sampean ya. Sampean sendiri enggak bisa terima risiko dilaporkan balik pencemaran nama baik. Kita hanya menyampaikan aja. Sampean sendiri yang memutuskan ndak jadi melapor," katanya menirukan ucapan petugas. 

Akhirnya, alih-alih mendapatkan perlindungan dari kepolisian Tina pulang dengan tangan kosong, sambil menahan rasa sakit tendangan bosnya  yang masih terasa. 

Terpisah, Kapolsek Metro Kabayoran Baru, AKBP Febri Isman Jaya ketika dikonfirmasi, mengatakan sedang mengonfirmasi hal itu kepada jajarannya.  

“Ini lagi kami kumpulin yang piket. Mohon waktu ya, biar kami cek ini kejadian kapan,” kata Febri. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI