Suara.com - Suku Mori meminta pengunjuk rasa anti vaksin di Australia untuk berhenti menggunakan haka, gerakan tubuh warisan budaya mereka.
Para pengunjuk rasa vaksin telah melakukan Ka Mate, sebuah gerakan tubuh haka Mori yang dibuat sekitar tahun 1820 oleh Te Rauparaha, pemimpin perang suku Ngti Toa.
Tapi gerakan tubuh ini juga dilakukan oleh pengunjuk rasa di Australia dalam beberapa pekan terakhir saat menyampaikan pesan melawan kebijakan kewajiban vaksin dan pembatasan aktivitas selama pandemi.
"Kami tidak mendukung mereka dan kami tidak ingin tupuna [leluhur] kami atau iwi [suku] kami dikaitkan dengan pesan yang ingin mereka sampaikan," kata suku Ngti Toa dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Pejabat AS Takut Kasus Kematian Colin Powell Dimanfaatkan Aktivis Anti-Vaksin, Kok Bisa?
"Pesan kami kepada pengunjuk rasa yang ingin menggunakan Ka Mate adalah gunakan haka yang beda. Kami tidak mendukung penggunaan Ka Mate untuk tujuan ini."
Ada banyak bentuk haka yang dibuat oleh suku yang berbeda-beda dan digunakan untuk berbagai keperluan.
Tapi Ka Mate adalah yang paling dikenal karena telah ditampilkan oleh 'All Blacks', sebutan untuk tim nasional rugby Selandia Baru, pada pertandingan rugby internasional selama beberapa dekade.
Tarian ini menampilkan hentakan kaki berirama dan nyanyian, sambil memutar mata dan menjulurkan lidah.
Sementara itu di Selandia Baru, yang memiliki tingkat COVID-19 terendah di dunia, pemerintahnya telah beralih dari strategi pengurangan kasus dengan memberlakukan 'lockdown', menjadi ke hidup dengan virus dengan angka vaksinasi yang tinggi.
Baca Juga: YouTube Akan Blokir Semua Konten Anti Vaksin
PM Jacinda Ardern telah menetapkan target untuk memvaksinasi 90 persen dari mereka yang memenuhi syarat sebelum mengakhiri 'lockdown'.
Sekitar 81 persen dari populasi yang memenuhi syarat telah menerima dua dosis vaksin.
Tapi PMArdernmengatakan otoritas kesehatan terus berjuang untuk menjangkau beberapa anak muda Mori, akibat beredarnya informasi yang salah tentang vaksin.
"Jadi ini bukan hanya masalah akses," katanya.
Pada 13 November, 76 persen orang Mori telah menerima satu dosis vaksin,60 persen di antaranya telah divaksinasi penuh.
Hari Senin ini (15/11), tercatat ada173 kasus baru COVID-19, menjadikan jumlah total penularan di Selandia Baru menjadi lebih dari 8.500 kasus.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.