Topang Industri Miliaran Dolar, Pekerja Seks Thailand Minta Diakui

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 16 November 2021 | 11:00 WIB
Topang Industri Miliaran Dolar, Pekerja Seks Thailand Minta Diakui
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebelum pandemi, kawasan yang dikenal dengan nama "Walking Street' di kawasan wisata Pattaya di Thailand dipenuhi dengan turis dan warga setempat di tengah gemerlapnya lampu dan suara musik yang keras setiap malam.

Namun, sekarang Pattaya yang terletak sekitar 149 km dari ibu kota Bangkok sepi, seperti 'gurun pasir' kata beberapa orang.

Kursi-kursi bar tertumpuk dan berdebu, lampu tidak lagi berkelip, dan tanda "Disewakan" dipasang di berbagai bar, kelab malam dan restoran di sepanjang jalan tersebut.

Bagi pekerja seks berusia 41 tahun, Doa, Pattaya sekarang terasa seperti kuburan.

"Sekarang begitu sepi, sendirian dan merana."

Pattaya adalah salah satu gambaran yang dialami Thailand semasa pandemi, di mana banyak kawasan 'lampu merah' lain di Bangkok, Phuket, Chiang Mai juga meredup.

Karenanya, pendapatan para pekerja seks yang menggantungkan hidup di kelab malam juga mengering.

Mulai 1 November, Thailand akan membuka lagi perbatasan internasional bagi pelancong asing yang sudah mendapat vaksinasi penuh dari 60 negara yang dianggap berisiko rendah, termasuk Australia.

Baca Juga: Hana Hanifah Blak-blakan Soal Artis dan Selebgram yang Kerja Jadi PSK

Namun, bar dan pusat hiburan masih ditutup karena pemerintah was-was virus bisa menyebar di tempat-tempat tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI