Suara.com - Anggota Komisi VII DPR Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu menduga ada faktor lain di luar faktor alam yang menjadi penyebab kilang milik Pertamina di Cilacap terbakar.
Adian meragukan kebakaran kilang terjadi hanya karena disebabkan oleh petir. Ia berujar dengan kemampuan teknologi saat ini, seharusnya pengamanan bisa jauh lebih baik.
"Melihat sudah terjadi berkali-kali, masak iya sih tidak apa perbaikan sama sekali? Saya kira sih tidak ada upaya untuk memperbaiki agar tidak terjadi peristiwa yang sama. Karena terjadi berkali-kali, kita melihat jangan-jangan tidak cuma karena faktor alam, mungkin tidak terbuka faktor-faktor yang lain?" kata Adian dalam konferensi pers Kapoksi Fraksi PDI Perjuangan Komisi VII, Senin (15/11/2021).
Adian menyebut dugaan faktor lain penyebab kebakaran kilang, misalnya human error hingga sabotase.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Terjadi di sekitar Lokasi Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap
Ia mengatakan, kilang minyak ini seharusnya masuk kategori objek vital negara sehingga pengamanannya harus maksimal.
Salah satunya adalah mengamankan dari adanya upaya sabotase, bencana alam dan sebagainya.
"Nah kalau kembali pada pertanyaan tadi, apakah pasti petir? Belum tentu. Ada kemungkinan lain? Bisa saja. Bisa kemungkinan lain misalnya human error, yang menjaga berapa banyak, sedang apa saat itu?" ujar Adian.
"Kemudian mungkin tidak, terjadi sabotase? Ya mungkin juga. Oleh siapa? Bisa mafia migas, bisa juga orang-orang lain yang bekepentingan untuk membuat instabilitas. Kenapa? Karena bahan bakar minyak ini kan komponen penting buat industri, buat kehidupan manusia, dan sebagainya," kata Adian.
Penjelasan Pertamina
Baca Juga: Usut Tuntas Kebakaran Kilang Minyak Cilacap, Polda Jateng Periksa 6 Orang Saksi dan 7 CCTV
Kilang minyak milik Pertamina yang berada di Cilacap kembali terbakar. Upaya pemadaman pun masih dilakukan hingga saat ini.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap memastikan tangki yang terbakar di area Kilang Cilacap, Jawa Tengah, telah berhasil dilokalisasi dan hingga saat ini masih dilakukan upaya pemadaman.
Saat menggelar konferensi pers di kantor PT KPI Unit Cilacap, Sabtu (13/11/2021) malam, General Manager Refinery Unit IV Cilacap - PT KPI Eko Sunarno mengatakan kebakaran yang terjadi pada pukul 19.10 WIB menimpa Tangki 36 T-102 bersamaan saat ada petir.
"Tangki ini berisi komponen Pertalite sekitar 31.000 kiloliter. Masih komponen, belum jadi produk Pertalite. Alhamdulillah kondisi tangki ini bisa kami isolated (dilokalisasi)," katanya menjelaskan.
Dengan demikian, kata dia, hanya Tangki 36 T-102 yang terjadi kebakaran, sedangkan tangki lain di sekitarnya dapat diamankan dan saat sekarang dilakukan pendinginan.
Terkait dengan unit proses, dia mengatakan pihaknya dapat memyesuaikan untuk mengikuti alih tangki, sehingga semuanya dapat berjalan normal.
"Hanya kapasitas kami sesuaikan. Transfer produk Pertalite ke TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Lomanis juga masih berlangsung dari Tangki 36 T-101 dan alhamdulillah bisa kami kendalikan," katanya.
Ia mengatakan pihaknya juga melakukan upaya pemadaman secara intensif dengan menggunakan High Capacity Foam Monitor.
"Mudah-mudahan dengan sekali tembak bisa padam," katanya.
Lebih lanjut, Eko mengatakan kejadian kebakaran tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa karena seluruh pekerja yang ada di dalam area kilang, terutama yang berasal dari pihak ketiga, telah dievakuasi keluar.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap, untuk mengevakuasi sejumlah warga yang bermukim di dekat lokasi kebakaran.
Menurut dia, arus lalu lintas di sekitar area kilang juga dialihkan dengan melewati jalan baru.
"Kami didukung oleh Kodim, Polres Cilacap, forkompimda, dinas lingkungan hidup, BPBD, semuanya bekerja sama. Mudah-mudahan ini (kebakaran, red.) bisa kami tanggulangi dengan cepat, sehingga tidak berdampak terlalu besar terhadap operasional kilang," kata Eko.